Newsletter

Sudahkah Anda "Mem-Price In" RIlis PDB Hari Ini?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 May 2020 06:17
Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Muhammad Sabki

Bursa saham Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan Senin (4/5/2020) di jalur positif, setelah sempat anjlok hingga 200 poin di sesi pembukaan. Kebangkitan saham-saham teknologi menjadi penyelamat Wall Street sehingga lolos dari kubangan zona merah.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,1%, atau 26,07 poin ke 23.749,76 setelah anjlok di pembukaan hingga 360 poin. Indeks S&P 500 naik 0,4%, atau 12,03 poin ke 2.842,74, sedangkan Nasdaq tumbuh 1,2%, atau 105,77 poin ke 8.710,71.

Saham sektor teknologi pulih dari koreksi yang menderanya pada Jumat pekan lalu dengan menguat berbarengan. Saham Microsoft dan Netflix melesat masing-masing sebesar 2,4% dan 3% sedangkan Apple dan Facebook kompak naik 1,4%

Sebaliknya, saham sektor penerbangan menjadi pemberat Wall Street kemarin setelah investor kenamaan Warren Buffet menjual habis sahamnya di industri tersebut. Saham Delta, United, dan American Airlines anjlok lebih dari 5% sedangkan saham produsen pesawat Boeing terjerembab 1,4%.

Pasar sempat ketar-ketir melihat prospek perdagangan saham pada Senin kemarin setelah sang “Suhu dari Omaha” tersebut mengatakan perusahaannya, yakni Berkshire Hathaway, menjual seluruh sahamnya di maskapai penerbangan akibat virus corona.

Warren dikenal sebagai investor yang mengejar nilai (value investor) dengan menanamkan dananya ke aset yang benar-benar berkualitas dan memahami aspek fundamental. Aksi jual tersebut ditafsirkan bahwa kondisi fundamental memang benar-benar parah.

“Buffett adalah investor jangka panjang, sehingga keputusan jualnya itu merefleksikan keyakinannya bahwa industri penerbangan menghadapi tantangan ke depan yang secara fundamental mengubah cara mencetak nilai di bisnis tersebut,” tulis analis Fundstrat Tom Le dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

Investor juga mengkhawatirkan prospek hubungan AS dan China setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan ada “sejumlah bukti signifikan” yang menghubungkan wabah COVID-19 dengan laboratorium di Wuhan, China.

Kekhawatiran itu membuyarkan optimisme mengenai rencana pembukaan kembali perekonomian AS secara terbatas, di tengah melandainya kurva penambahan korban virus corona (strain baru).

Sebelum itu, Gilead Science melaporkan pasien COVID-19 yang mendapat terapi dengan Remdesivir, nama obat produksi perusahaan farmasi AS tersebut, menunjukkan perbaikan dan bisa meninggalkan rumah sakit dalam kurun waktu dua pekan.

(ags/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular