Newsletter

Pilih Gelas Setengah Kosong, Apa Setengah Penuh?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
04 May 2020 06:07
Bursa saham Amerika Serikat (AS)  Wall Street
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)
Bursa Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan Jumat pekan lalu (1/5/2020) dengan anjlok menyusul buruknya kinerja keuangan emiten unggulan di Wall Street dan kembalinya retorika perang dagang. Nanti malam, prospek bursa terbesar dunia ini masih buruk, terlihat dari kontrak berjangka indeks di Wall Street yang merah.

Indeks Dow Jones drop 2,6% atau lebih dari 620 poin ke 23.723,69. Di sisi lain, indeks S&P 500 melorot 2,8% ke 2.830,71 dan Nasdaq susut 3,2% ke 8.604,95.

Saham Amazon turun 7,6% setelah perusahaan memperingatkan bahwa pendapatan di kuartal kedua akan tergerus beban akibat Covid-19. Sementara itu, saham Exxon Mobil merosot 7,1% setelah perseroan melaporkan kerugian sebesar US$ 610 juta pada kuartal pertama tahun ini.

Belum lagi ancaman terbaru Presiden AS Donald Trump ke Beijing terkait asal usul virus corona (strain baru). Trump mengklaim telah mengantongi bukti bahwa pandemi saat ini terkait dengan laboratorium virologi di Wuhan.

Ia bahkan mengatakan bisa saja melakukan sesuatu terkait dengan tarif jika diperlukan. Hal tersebut memicu kekhawatiran pasar bahwa perang dagang AS-China bisa terjadi lagi.

"Trump jelas ingin menjadikan China sebagai platform utama untuk kampanye pemilihannya kembali," kata analis LBBW Karl Haeling, dikutip dari AFP. "Mari berharap dia hanya omong doang dan tidak benar-benar melakukan apa-apa terkait itu."

Namun, Kepala Perencana Investasi Pasar National Securities Art Hogan menolak konsensus pasar soal kemungkinan bursa harus mengetes ulang level terendah pada Maret. “Jika kasus baru (Covid-19) terus melandai, maka 2021 akan terlihat jauh lebih baik daripada tahun 2020,” tuturnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Dia juga meyakini prospek semester kedua akan jauh lebih baik dari semester pertama, dengan mengasumsikan bahwa pembukaan kembali perekonomian di AS akan sukses dan memicu lonjakan permintaan.

"Ada konsumsi yang tertunda.. Mungkin akan ada energi ekonomi yang meledak pada kuartal keempat dan tentunya berlanjut ke 2021,” ujar Hogan.

Pasar belum sepaham dengan Hogan. Kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones anjlok pada Minggu malam (Senin pagi WIB), menyusul eskalasi tensi AS dan China yang dipicu oleh Trump.

Kontrak futures Dow Jones Industrial Average melempem 245 poin, atau 1%. Kontrak serupa untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 juga drop 1%. (ags/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular