
Newsletter
Benarkah Teror Corona Sudah Reda?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 April 2020 06:15

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang sangat positif. Semoga gairah di New York bisa menyeberangi Samudra Atlantik dan menular ke Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua sudah pasti soal pandemi virus corona. Kalau melihat secara nominal, jumlah pasien dan korban jiwa akibat virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini memang mengerikan. Namun dilihat dari laju pertumbuhannya, sebenarnya ada harapan.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan dalam kurun waktu 20 Januari-6 April rata-rata pertumbuhan jumlah kasus corona adalah 12.52% per hari. Sejak 24 Maret, pertumbuhan jumlah kasus baru sudah di bawah itu yakni 9,67%. Bahkan dalam delapan hari terakhir pertumbuhan kasus baru per harinya sudah satu digit.
Demikian pula dengan korban meninggal, kurvanya semakin mendatar. Selama 23 Januari-6 Maret, rata-rata penambahan korban adalah 14,6% per hari. Sejak 16 Maret, lajunya sudah di bawah rata-rata tersebut.
Pada 6 April, jumlah korban jiwa bertambah 7,66%. Ini adalah yang terendah sejak 18 Maret.
Seperti halnya di AS, secara global pun sudah ada sinyal bahwa teror virus corona mereda. Dengan upaya pencegahan dan penanganan yang baik, ada harapan dunia bisa keluar dari nestapa ini.
"Setelah krisis ini mereda, dan akan begitu, kita bisa mengkaji ulang seluruh respons yang telah dilakukan dan mungkin mengubah regulasi untuk kembali menstabilkan sektor keuangan. Akan ada waktu untuk itu, tetapi tidak sekarang," kata Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, seperti dikutip dari Reuters.
(aji/aji)
Sentimen kedua sudah pasti soal pandemi virus corona. Kalau melihat secara nominal, jumlah pasien dan korban jiwa akibat virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini memang mengerikan. Namun dilihat dari laju pertumbuhannya, sebenarnya ada harapan.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan dalam kurun waktu 20 Januari-6 April rata-rata pertumbuhan jumlah kasus corona adalah 12.52% per hari. Sejak 24 Maret, pertumbuhan jumlah kasus baru sudah di bawah itu yakni 9,67%. Bahkan dalam delapan hari terakhir pertumbuhan kasus baru per harinya sudah satu digit.
Demikian pula dengan korban meninggal, kurvanya semakin mendatar. Selama 23 Januari-6 Maret, rata-rata penambahan korban adalah 14,6% per hari. Sejak 16 Maret, lajunya sudah di bawah rata-rata tersebut.
Pada 6 April, jumlah korban jiwa bertambah 7,66%. Ini adalah yang terendah sejak 18 Maret.
Seperti halnya di AS, secara global pun sudah ada sinyal bahwa teror virus corona mereda. Dengan upaya pencegahan dan penanganan yang baik, ada harapan dunia bisa keluar dari nestapa ini.
"Setelah krisis ini mereda, dan akan begitu, kita bisa mengkaji ulang seluruh respons yang telah dilakukan dan mungkin mengubah regulasi untuk kembali menstabilkan sektor keuangan. Akan ada waktu untuk itu, tetapi tidak sekarang," kata Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, seperti dikutip dari Reuters.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular