Newsletter

Bukan Corona, Apple Guncang Bursa & Buat Harga Emas Melesat

pap, CNBC Indonesia
19 February 2020 06:33
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: Ilustrasi Sekuritas (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Wall Street yang bervariasi pada perdagangan Selasa tentunya mengirim sinyal yang kurang bagus ke pasar Asia pada hari ini. Meski demikian tidak menutup kemungkinan bursa saham Asia bangkit melihat pergerakan saham Apple yang memangkas pelemahan cukup signifikan.

Seperti disebutkan di halaman sebelumnya, saham Apple melemah 1,8%, tetapi sebelum berada di level tersebut perusahaan pimpinan Tim Cook ini sempat anjlok 2,9%.

Apple Inc. merupakan perusahaan dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 1,3 triliun. Sebagai perbandingan nilai perekonomian Indonesia di tahun 2018 sebesar US$ 1,042 triliun, masih di bawah kapitalisasi pasar Apple. Di tahun yang sama, nilai ekonomi AS sebagai yang terbesar di dunia sebesar US$ 20,5 triliun, itu artinya kapitalisasi pasar perusahaan pembuat iPhone ini sekitar 6,3% dari nilai ekonomi AS.

Tidak hanya itu melansir Investopedia yang melihat data World Bank, hanya ada 14 negara yang nilai ekonominya lebih besar dari Apple.

Maka ketika Apple mengumumkan kemungkinan penurunan pendapatan akan memberikan dampak buruk ke sentimen pelaku pasar. Apalagi banyak perusahaan yang bermitra dengan Apple di berbagai negara, sehingga bursa saham global akan terguncang.

Bursa Asia mengalami aksi jual yang cukup parah Selasa kemarin, Nikkei, Hang Seng, dan Kospi anjlok sekitar 1,5%, tetapi pelemahan Wall Street tidak sampai sebesar itu, Dow Jones "hanya" melemah 0,3%, Nasdaq bahkan mencetak rekor tertinggi meski menguat tipis.

Melihat pergerakan tersebut ada peluang akan berburu saham-saham murah di pasar Asia setelah anjlok Selasa kemarin, sehingga bursa utama saham Asia menghijau. IHSG memiliki potensi kembali menguat. Ketika bursa saham utama Asia menguat, rupiah juga berpeluang bangkit kembali.

Pernyataan Apple yang membuat bursa saham global terguncang kemarin membuat pelaku pasar mengalihkan investasinya ke aset aman (safe haven) seperti emas. Harga logam mulai ini melesat naik 1,32% ke US$ 1,601,66/troy ons di pasar spot melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan rekor penutupan tertinggi di tahun ini, juga yang tertinggi sejak Maret 2013.



Dampak dari penguatan emas dunia tersebut, harga emas Antam akan naik pada hari ini.



Selain itu dari pelaku pasar juga akan melihat neraca perdagangan Jepang bulan Januari, serta pesanan mesin inti bulan Desember 2019. Data ini bisa memberikan gambaran awal bagaimana kinerja ekonomi Jepang di kuartal I-2020 setelah mengalami kontraksi tajam di kuartal sebelumnya.

Data neraca perdagangan menunjukkan seberapa besar ekspor-impor sepanjang bulan lalu, saat virus corona mulai melanda. Sementara itu pesanan mesin inti jika menunjukkan kenaikan akan menggambarkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi. Sebaliknya jika menurun, perekonomian Negeri Matahari Terbit kemungkinan masih akan loyo di awal tahun ini, sehingga ancaman resesi semakin nyata. Jika demikian, sentimen pelaku pasar bisa kembali memburuk.

Selain itu, pelaku pasar di dalam negeri juga menanti pengumuman suku bunga dari Bank Indonesia (BI) hari Kamis nanti. Hasil polling Reuters menunjukkan BI diprediksi memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 4,75%.

Pemangkasan suku bunga tentunya diharapkan akan lebih memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kemungkinan juga akan terseret pelambatan ekonomi China.

(pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular