Newsletter

Bukan Corona, Apple Guncang Bursa & Buat Harga Emas Melesat

pap, CNBC Indonesia
19 February 2020 06:33
Indeks Dow Jones Melemah 3 Hari Beruntun, Nasdaq Cetak Rekor
Foto: Steve Jobs (REUTERS/Robert Galbraith)

Bursa saham AS (Wall Street) bervariasi pada perdagangan Selasa, indeks Dow Jones mencatat penurunan tiga hari beruntun setelah melemah 0,6% ke 29.232,19. Indeks S&P 500 melemah 0,3% ke 3.370,29 dan turun dari rekor tertinggi. Sementara Nasdaq justru mencetak rekor tertinggi dengan penguatan tipis 0,02% ke 9.732,74.

Penguatan saham Tesla yang lebih dari 7% membantu Nasdaq mencetak rekor tertinggi sepanjang masa tersebut.

Secara keseluruhan, pergerakan Wall Street tertekan oleh pernyataan Apple mengenai risiko penurunan pendapatan akibat wabah virus corona. Saham Apple sendiri melemah 1,8%.

"Sementara ini mengecewakan, saat ini kami tidak percaya ini sebuah kejutan, dan kami perkirakan isu tersebut hanya sementara" kata Chris Caso, analis di Raymond James sebagaimana diwartakan CNBC International.

"Kami pikir hampir semua produksi dan semua permintaan akan kembali normal ketika mitra Apple mulai kembali beoperasi dengan kapasitas penuh dan ketika fasilitas ritel di China kembali normal" tambahnya.



Apple tidak menyebutkan seberapa besar wabah virus corona akan menggerus pendapatannya, tetapi efek pernyataan tersebut turut menyeret turun harga saham mitra-mitranya.

Penyabaran virus corona dikatakan sudah mulai melambat. Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis dari Johns Hopkins CSSE jumlah korban meninggal akibat virus corona sebanyak 1.875 orang, dan menjangkiti lebih dari 73.000 orang.

Namun, ahli imunologi dan anggota satuan tugas Covid-19 AS, Anthony Faucy mengatakan China memang melaporkan penambahan jumlah korban meninggal dan terjangkit lebih sedikit dari sebelumnya, tetapi bukan berarti wabah virus corona mulai melambat.

"Kita harus melihat beberapa hari sebelum menentukan apakah itu benar atau itu hanya variasi yang umumnya terjadi" kata Fauci sebagaimana dilansir CNBC International.

Sementara itu analis lainnya dari Raymond James mengatakan "hal yang terburuk masih belum datang" dari wabah virus corona. 

(pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular