
Aksi Cepat Tanggap China Tak Diragukan, Indonesia Bagaimana?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Rabu (12/2/2020), setelah investor mulai mengesampingkan kekhawatiran bahwa virus corona bisa memukul perekonomian global. Indeks Dow Jones melompat 275,1 poin (0,9%) menjadi 29.551,4, Nasdaq naik 0,8% ke 9.725,9 dan S&P 500 tumbuh 0,6% ke 3.379,4.
Para pelaku pasar memonitor dampak wabah virus corona dan menangkap perlambatan laju penyebaran virus asal Wuhan tersebut. Hingga Selasa malam, Komisi Kesehatan China melaporkan korban tewas tambahan akibat virus tersebut sebanyak 97 orang, dengan total penderita mencapai 44.000.
"Investor menunjukkan daya tahannya dengan mendorong saham lagi ke rekor tertingginya, terutama di AS, mengantisipasi pemulihan berbentuk V yang kuat ketika semua ini usai," tutur perencana makro global SunTrust Advisory Eylem Senyuz, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Saham Delta Airlines dan American Airlines naik masing-masing 1,4% dan 2,1%, karena didorong oleh optimisme tersebut. Sebelumnya, saham maskapai anjlok karena tingkat okupansi dikhawatirkan turun tajam karena masyarakat tidak berani bepergian.
Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell dalam testimoninya yang kedua, kali ini di depan Komisi Perbankan Senat, mengatakan bahwa bank sentral tersebut akan segera merilis laporan mengenai efek virus corona terhadap perekonomian AS.
Pelaku pasar juga memantau kinerja keuangan AS. Data FactSet menyebutkan bahwa sekitar 70% dari perusahaan yang menjadi konstituen S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya, dengan 71% di antaranya melaporkan kinerja lebih baik dari ekspektasi.
"Kami telah mengatakan bahwa kenaikan harga saham ke depannya akan membutuhkan penambahan rasio harga terhadap laba bersih per saham (price to earning/ PE ratio)," tutur CEO of The Earnings Scout Nick Raich, sebagaimana dikutip CNBC International.
(ags)