Update Polling CNBC Indonesia

Tarif Tol dan BPJS Meninggi, Apa Kabar Inflasi di Januari?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 January 2020 12:18
Tarif Tol dan BPJS Meninggi, Apa Kabar Inflasi di Januari?
Ilustrasi suasana pasar tradisional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Menambah proyeksi dari Danareksa Research Institute

Jakarta, CNBC Indonesia -
Laju inflasi Indonesia diperkirakan terakselerasi pada awal 2020. Sepertinya optimisme rumah tangga yang menebal menyebabkan konsumsi meningkat sehingga terjadi percepatan laju inflasi. Plus ada dorongan inflasi dari kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi nasional periode Januari 2020 pada awal pekan depan, Senin (3/2/2020). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan terjadi inflasi 0,46% secara month-on-month (MoM).

Kemudian secara year-on-year (YoY) diproyeksi ada inflasi 2,85%. Sementara inflasi inti YoY diramal 3,02%.

Institusi

Inflasi MoM (%)

Inflasi YoY (%)

Inflasi Inti YoY (%)

CIMB Niaga

0.52

2.92

3.03

ING

-

2.89

-

Bank Danamon

0.45

2.85

2.87

Bank Permata

0.42

2.66

3.02

BCA

0.48

2.87

3.14

Maybank Indonesia

0.45

2.84

3.04

BNI Sekuritas

0.44

2.83

3.02

Barclays

-

2.7

3.2

Standard Chartered

0.46

2.71

2.92

ANZ

0.54

2.94

2.97

Danareksa Research Institute

0.48

2.88

-

MEDIAN

0.46

2.85

3.02

 
Jika realisasi inflasi Januari 2020 searah dengan ekspektasi pasar, maka terjadi percepatan dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Desember 2019, terjadi inflasi 0,34% MoM, 2,72% YoY, dan inflasi inti 3,02%.

Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan tekanan inflasi pada awal tahun ini. Pertama dari sisi permintaan (demand pull), sinyal pemulihan konsumsi rumah tangga mulai terasa.


Pada Desember 2019, Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 126,4. Ini menjadi catatan tertinggi sejak Juni 2019.




IKK menggunakan 100 sebagai ambang batas. Ketika di atas 100, berarti konsumen optimistis dan siap berekspansi.

"Peningkatan optimisme konsumen didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan. Perbaikan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini didorong oleh persepsi yang lebih baik terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan saat ini, dan pembelian barang tahan lama (durable goods). Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yang lebih baik dipengaruhi oleh ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja yang membaik," papar keterangan tertulis BI.

Ke depan, BI memperkirakan terjadi tekanan harga akibat peningkatan konsumsi masyarakat. Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Harga 3 bulan yang akan datang pada Desember 2019 berada di 174,6. Naik dibandingkan pengukuran November 2019 yaitu 173.

Faktor kedua adalah dari sisi kenaikan harga (cost push). Mulai awal tahun ini, biaya sejumlah layanan administered prices mengalami kenaikan.

Misalnya tarif jalan tol. Tarif di sejumlah ruas jalan bebas hambatan mengalami penyesuaian. Misalnya di Cikampek-Palimanan (Cipali), tarif untuk kendaraan Golongan I naik 5,39% sementara Golongan II bertambah 15,69%.

Baca: Catat! Ini 10 Tol yang Tarifnya Mau Naik di Awal 2020

Kemudian juga ada kenaikan tarif iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Mulai 1 Januari 2020, iuran BPJK Kesehatan naik rata-rata 93,46% atau nyaris dua kali lipat.




TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Konsensus Pasar: September Diramal Deflasi Nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular