
Update Polling CNBC Indonesia
Aduh, Neraca Dagang Desember Diramal Tekor US$ 456,5 Juta
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 January 2020 06:35

Namun, kini ada harapan badai telah berlalu. Setelah melewati 2019 yang penuh derita, mulai terlihat ada pelangi pada 2020.
Yup, kini AS-China sudah di ambang damai dagang. Rencananya AS-China akan meneken kesepakatan damai dagang Fase I pada 15 Januari di Gedung Putih.
"Kami sudah menyelesaikan proses penerjemahan (dokumen). Semua akan melihat betapa luasnya cakupan kesepakatan ini," kata Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, seperti diberitakan Reuters.
Mnuchin menyebutkan, kesepakatan damai dagang AS-China Fase I akan mencakup hal-hal besar seperti perlindungan atas hak kekayaan intelektual, penghentian pemaksaan transfer teknologi, sampai urusan manipulasi kurs. Di luar itu, China juga berkomitmen untuk lebih banyak membeli produk made in the USA.
"Akan ada (pembelian) berbagai produk tambahan senilai US$ 200 miliar selama dua tahun. Termasuk (pembelian) produk-produk pertanian senilai US$ 40-50 miliar," ungkap Mnuchin.
Lebih menggembirakan lagi, AS-China juga akan segera bersiap untuk membahas kesepakatan Fase II. Pemerintahan Presiden Donald Trump berencana menyelesaikan perjanjian Fase II tahun ini yang di dalamnya akan mencakup seputar subsidi kepada perusahaan milik negara sampai keamanan siber. Tidak hanya itu, perjanjian damai dagang Fase II juga akan menentukan apakah AS dan China akan mencabut berbagai bea masuk yang diterapkan pada masa perang.
Perang dagang AS-China akhirnya akan berakhir. Perang dagang yang membuat ekonomi dunia nyaris lumpuh, bahkan menyeret sejumlah negara ke jurang resesi itu akan segera selesai.
Jadi, ke depan sepertinya kinerja perdagangan dunia akan membaik. Kalau itu terjadi, maka Indonesia tentu akan ikut merasakannya. Bukan tidak mungkin ekspor bisa kembali tumbuh positif pada tahun ini.
Semoga...
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/sef)
Yup, kini AS-China sudah di ambang damai dagang. Rencananya AS-China akan meneken kesepakatan damai dagang Fase I pada 15 Januari di Gedung Putih.
"Kami sudah menyelesaikan proses penerjemahan (dokumen). Semua akan melihat betapa luasnya cakupan kesepakatan ini," kata Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, seperti diberitakan Reuters.
Mnuchin menyebutkan, kesepakatan damai dagang AS-China Fase I akan mencakup hal-hal besar seperti perlindungan atas hak kekayaan intelektual, penghentian pemaksaan transfer teknologi, sampai urusan manipulasi kurs. Di luar itu, China juga berkomitmen untuk lebih banyak membeli produk made in the USA.
"Akan ada (pembelian) berbagai produk tambahan senilai US$ 200 miliar selama dua tahun. Termasuk (pembelian) produk-produk pertanian senilai US$ 40-50 miliar," ungkap Mnuchin.
Lebih menggembirakan lagi, AS-China juga akan segera bersiap untuk membahas kesepakatan Fase II. Pemerintahan Presiden Donald Trump berencana menyelesaikan perjanjian Fase II tahun ini yang di dalamnya akan mencakup seputar subsidi kepada perusahaan milik negara sampai keamanan siber. Tidak hanya itu, perjanjian damai dagang Fase II juga akan menentukan apakah AS dan China akan mencabut berbagai bea masuk yang diterapkan pada masa perang.
Perang dagang AS-China akhirnya akan berakhir. Perang dagang yang membuat ekonomi dunia nyaris lumpuh, bahkan menyeret sejumlah negara ke jurang resesi itu akan segera selesai.
Jadi, ke depan sepertinya kinerja perdagangan dunia akan membaik. Kalau itu terjadi, maka Indonesia tentu akan ikut merasakannya. Bukan tidak mungkin ekspor bisa kembali tumbuh positif pada tahun ini.
Semoga...
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular