Newsletter

Sinterklas Resmi Kunjungi Wall Street, IHSG Siap Party?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 December 2019 07:09
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: Dow Jones (REUTERS/Brendan McDermid)

Pada perdagangan hari ini, Jumat (27/12/2019), pelaku pasar patut mencermati beberapa sentimen. Pertama, kinerja Wall Street yang menggembirakan pada perdagangan kemarin.

Sebagai kiblat dari pasar keuangan dunia, kinerja Wall Street yang menggembirakan pada perdagangan hari Kamis tentu berpotensi memantik aksi beli di pasar keuangan Asia pada hari ini.

Sentimen kedua yang perlu dicermati pelaku pasar adalah perkembangan terkait hubungan AS-China di bidang perdagangan. Seperti yang sudah disebutkan di halaman pertama,sebelumnya sempat terdapat kekhawatiran terkait dengan peluang ditekennya kesepakatan dagang tahap satu.

Pasalnya, walaupun Trump menyebut bahwa nilai pembelian produk agrikultur oleh China akan mencapai US$ 50 miliar, pihak Beijing yang diwakili oleh Wakil Menteri Pertanian dan Pedesaan Han Jun hanya menyebut bahwa mereka akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan, tanpa menyebut nilainya.

Namun, kekhawatiran terkait dengan nilai pembelian produk agrikultur asal AS oleh China tampaknya akan mulai sirna. Melansir pemberitaan Bloomberg, impor China atas kedelai asal AS berada di level tertinggi dalam 20 bulan di bulan November.

Di sepanjang bulan lalu, China diketahui mengimpor kedelai dari AS sebanyak 2,6 juta ton, level tertinggi sejak Maret 2018. Impor kedelai dari AS yang mencapai 2,6 juta ton tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan volume pada bulan Oktober yang hanya 1,1 juta ton.

Peningkatan impor kedelai tersebut dipicu oleh keputusan China yang secara berkala membebaskan perusahaan-perusahaan dari bea masuk tambahan kala membeli kedelai asal AS. Untuk diketahui, sebagai bagian dari perang dagang kedua negara, China sebelumnya telah membebankan bea masuk sebesar 30% terhadap kedelai asal AS.

Tak sampai di situ, China kini dikabarkan sedang melakukan tinjauan untuk membebaskan pengenaan bea masuk tambahan bagi produk impor asal AS senilai US$ 60 miliar. Pemberitaan dari Bloomberg yang mengutip pernyataan dari Otoritas Bea Cukai China meyebut bahwa Beijing akan merilis daftar barang-barang asal AS yang akan dibebaskan dari pengenaan bea masuk tambahan pada waktu yang tepat.

Sentimen ketiga yang perlu dicermati pada perdagangan hari ini adalah terkait periode Santa Claus Rally yang sudah mulai terasa di pasar saham AS.

Sebelumnya pada perdagangan hari Selasa, Wall Street terlihat mulai kehabisan nafas pasca mencetak rekor penutupan tertinggi pada hari Jumat dan Senin.Pada penutupan perdagangan hari Selasa, indeks Dow Jones turun 0,13%, indeks S&P 500 melemah 0,02%, sementara indeks Nasdaq Composite naik 0,08%.

Lantas, Wall Street melemah kala periode Santa Claus rally resmi dimulai. Untuk diketahui, Santa Claus rally merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada lima perdagangan terakhir di bulan Desember hingga dua perdagangan pertama di bulan Januari. Perdagangan pada hari selasa menjadi awal dari periode Santa Claus rally tahun 2019.

Melansir CNBC International yang mengutip Stock Trader’s Almanac, secara rata-rata sejak tahun 1950, indeks S&P 500 membukukan imbal hasil sebesar 1,3% pada periode lima perdagangan terakhir di bulan Desember hingga dua perdagangan pertama di bulan Januari.

Dalam 10 tahun terakhir, fenomena Santa Claus rally terbukti masih terus terjadi. Dalam 10 tahun terakhir, berdasarkan data Stock Trader’s Almanac yang kami kutip dari CNBC International, indeks S&P 500 hanya membukukan koreksi sebanyak dua kali selama periode Santa Claus rally, yakni di tahun 2014 dan 2015.



Ada beberapa penjelasan di balik fenomena Santa Claus rally, seperti optimisme meyambut tahun baru dan investasi dari bonus musim liburan misalnya. Selain itu, ada juga teori yang mengatakan bahwa beberapa investor institusi besar yang cenderung lebih pesimistis terhadap pasar saham sedang berlibur pada periode ini, sehingga pasar didominasi oleh investor ritel yang cenderung lebih optimistis.

Walaupun absen di hari pertama, fenomena Santa Claus rally kini sudah mulai terasa dengan apresiasi Wall Street pada perdagangan kemarin.

Jika Wall Street terus mencetak apresiasi di penghujung tahun 2019, tentu pasar saham keuangan tanah air berpotensi ikut terkerek naik, mengingat Wall Street merupakan kiblat dari pasar keuangan dunia.

(ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular