
Newsletter
Hitung Hari Bursa Tutup, Mau Libur atau Santa Claus Rally?
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
20 December 2019 06:46

Dari pasar saham Eropa, penguatan yang terjadi tipis kemarin tampaknya sudah diwarnai hawa liburan natal dan tahun baru (nataru) dan menyurutkan minat investor untuk bertransaksi kemarin.
Penguatan terjadi setelah Bank of England mengambil keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada 0,75% karena masih menunggu (wait & see) perkembangan Negeri Asap Hitam dan dunia setelah terpilih kembalinya Boris Johnson dalam pemilu pekan lalu serta realisasi dari target Brexit nantinya.
Namun, di Swedia, kejadiannya berbeda karena bank sentral mereka melonggarkan kebijakan moneternya dengan menaikkan suku bunga 25 bps menjadi 0% dari sebelumnya 0,25%. Negara skandivia tersebut akhirnya menjadi negara Eropa pertama yang menggerakkan suku bunga acuannya dari zona di bawah nol, atau sub-zero.
Di pinggiran lain Samudra Atlantik, pasar saham Wall Street tampaknya justru tidak terpengaruh dan tidak dikhawatirkan terhadap dampak impeachment Trump karena rally masih dibukukan dengan adanya dorongan dari isu damai dagang.
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin kemarin menyatakan optimismenya bahwa nota perundingan damai dagang dengan China dapat ditandatangani pada awal Januari.
Alhasil, indeks utama di pasar saham AS kembali menorehkan rekor tertinggi barunya tadi pagi, dan indeks saham S&P 500 kembali menorehkan rekor tertinggi baru dab artinya sudah menguat beruntun dalam 6 hari terakhir.
Indeks utama lain pasar saham AS juga semakin menunjukkan kekompakannya mencetak rekor tertinggi baru oleh indeks Nasdaq Composite yang menguat 0,67% dan indeks Dow Jones Industrial Avg 0,49%.
(irv)
Penguatan terjadi setelah Bank of England mengambil keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada 0,75% karena masih menunggu (wait & see) perkembangan Negeri Asap Hitam dan dunia setelah terpilih kembalinya Boris Johnson dalam pemilu pekan lalu serta realisasi dari target Brexit nantinya.
Namun, di Swedia, kejadiannya berbeda karena bank sentral mereka melonggarkan kebijakan moneternya dengan menaikkan suku bunga 25 bps menjadi 0% dari sebelumnya 0,25%. Negara skandivia tersebut akhirnya menjadi negara Eropa pertama yang menggerakkan suku bunga acuannya dari zona di bawah nol, atau sub-zero.
Di pinggiran lain Samudra Atlantik, pasar saham Wall Street tampaknya justru tidak terpengaruh dan tidak dikhawatirkan terhadap dampak impeachment Trump karena rally masih dibukukan dengan adanya dorongan dari isu damai dagang.
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin kemarin menyatakan optimismenya bahwa nota perundingan damai dagang dengan China dapat ditandatangani pada awal Januari.
Alhasil, indeks utama di pasar saham AS kembali menorehkan rekor tertinggi barunya tadi pagi, dan indeks saham S&P 500 kembali menorehkan rekor tertinggi baru dab artinya sudah menguat beruntun dalam 6 hari terakhir.
Indeks utama lain pasar saham AS juga semakin menunjukkan kekompakannya mencetak rekor tertinggi baru oleh indeks Nasdaq Composite yang menguat 0,67% dan indeks Dow Jones Industrial Avg 0,49%.
(irv)
Next Page
Antara Libur dan Santa Rally
Pages
Most Popular