
Newsletter
Awas, Dolar Bakal Beringas!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 November 2019 06:04

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu menyimak sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan positif di Wall Street, yang berlum berhenti mencetak rekor. Semoga optimisme dari New York bisa menular ke Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua, investor juga patut terus memonitor perkembangan negosiasi dagang AS-China. Kedua negara sedang di ambang mencapai kesepakatan damai dagang Fase I, tetapi belum ada kejelasan kapan bakal diteken.
Kellyanne Conway, Penasihat Gedung Putih, menyebutkan AS dan China sudah sangat dekat dengan kesepakatan damai dagang Fase I. Dia menambahkan Presiden Trump memang ingin kesepakatan dagang dibuat secara bertahap karena mencakup hal-hal yang sangat besar.
"Kami terus bernegosiasi. Namun dengan isu seperti pemaksaan transfer teknologi, pencurian hak atas kekayaan intelektual, dan ketidakseimbangan perdagangan yang mencapai setengah triliun dolar, ini tidak masuk akal. Bapak Presiden ingin ada kesepakatan, tetapi haruslah kesepakatan terbaik," kata Conway, seperti diwartakan Reuters.
Tahun lalu, AS membukukan defisit US$ 419,53 miliar kala berdagang dengan China. Pada Januari-September 2019, defisit perdagangan AS dengan China tercatat US$ 263,19 miliar.
Jadi sebelum AS-China benar-benar menandatangani perjanjian damai damai, kabar dan spekulasi akan terus berdatangan. Kerap kali kabar dan spekulasi itu menjadi sentimen utama yang menggerakkan pasar.
(aji/aji)
Sentimen kedua, investor juga patut terus memonitor perkembangan negosiasi dagang AS-China. Kedua negara sedang di ambang mencapai kesepakatan damai dagang Fase I, tetapi belum ada kejelasan kapan bakal diteken.
Kellyanne Conway, Penasihat Gedung Putih, menyebutkan AS dan China sudah sangat dekat dengan kesepakatan damai dagang Fase I. Dia menambahkan Presiden Trump memang ingin kesepakatan dagang dibuat secara bertahap karena mencakup hal-hal yang sangat besar.
"Kami terus bernegosiasi. Namun dengan isu seperti pemaksaan transfer teknologi, pencurian hak atas kekayaan intelektual, dan ketidakseimbangan perdagangan yang mencapai setengah triliun dolar, ini tidak masuk akal. Bapak Presiden ingin ada kesepakatan, tetapi haruslah kesepakatan terbaik," kata Conway, seperti diwartakan Reuters.
Tahun lalu, AS membukukan defisit US$ 419,53 miliar kala berdagang dengan China. Pada Januari-September 2019, defisit perdagangan AS dengan China tercatat US$ 263,19 miliar.
Jadi sebelum AS-China benar-benar menandatangani perjanjian damai damai, kabar dan spekulasi akan terus berdatangan. Kerap kali kabar dan spekulasi itu menjadi sentimen utama yang menggerakkan pasar.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular