
Setelah Kabinet, Mari Arahkan Hati ke Bank Indonesia

Pada perdagangan hari ini, Kamis (24/10/2019), pelaku pasar patut mencermati beberapa sentimen. Pertama, kinerja Wall Street yang menggembirakan. Sebagai kiblat dari pasar keuangan dunia, menghijaunya Wall Street pada perdagangan kemarin tentu berpotensi memantik aksi beli di pasar keuangan Asia pada hari ini.
Sentimen kedua yang perlu dicermati pelaku pasar adalah perkembangan terkait hubungan AS-China di bidang perdagangan. Jika pada hari ini kembali terdapat komentar bernada positif dari pihak AS maupun China, optimisme pelaku pasar untuk melakukan aksi beli di pasar keuangan Asia bisa membuncah.
Ketiga, pelaku pasar patut terus mencermati perkembangan terkait dengan kabinet baru bentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kemarin, Jokowi telah secara resmi memperkenalkan deretan menteri yang akan menghiasi kabinet barunya bersama dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Kabinet di periode dua pemerintahan Jokowi diberi nama Kabinet Indonesia Maju.
Di kabinet periode dua Jokowi, terdapat beberapa nama profesional seperti Pendiri Gojek Nadiem Makarin, CEO NET Wishnutama, serta Pendiri Mahaka Group Erick Thohir. Nadiem didapuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Erick Thohir sebagai Menteri BUMN, dan Wishnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Di sisi lain, nama-nama lama yang memiliki rekam jejak oke di periode satu pemerintahan Jokowi masih dipertahankan, Sri Mulyani misalnya. Sri Mulyani akan kembali menjabat sebagai menteri keuangan di periode dua Jokowi.
Sri Mulyani memang merupakan salah satu nama yang begitu diinginkan pelaku pasar untuk kembali dibawa oleh Jokowi ke periode dua. Pelaku pasar yang merupakan CEO sebuah lembaga pemeringkat internasional mengatakan bahwa Sri Mulyani sudah pas ditempatnya dan ada baiknya dipertahankan sebagai menteri keuangan.
"Dua jempol untuk Sri Mulyani bisa menjaga stabilitas fiskal dan makro secara baik di tengah gempuran ketidakstabilan kondisi ekonomi global," tuturnya.
Sementara itu, kalangan bankir berpendapat sama.
"Sri Mulyani mengetahui dengan pasti kondisi keuangan negara dan tak ada lagi yang bisa menggantikannya untuk saat ini," terang salah seorang bankir senior.
Tim Riset CNBC Indonesia juga berpendapat bahwa Sri Mulyani merupakan salah satu menteri yang wajib dipertahankan oleh Jokowi.
Sepanjang periode satu pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani mengambil keputusan yang berani dengan meningkatkan utang dalam jumlah yang besar guna membiayai pembangunan. Hal ini dilakukannya guna mengompensasi penerimaan negara yang relatif lemah lantaran perekonomian global sedang melambat.
Tambahan utang di era Jokowi yang begitu pesat banyak dialokasikan untuk membangun infrastruktur, sebuah faktor yang sangat krusial dalam memajukan sebuah perekonomian.
Walaupun secara gencar menambah utang, Sri Mulyani tetap tidak melupakan yang namanya prinsip kehati-hatian. Semenjak kembali ke Indonesia untuk menjadi menteri keuangan di pemerintahan Jokowi, defisit fiskal selalu dijaga di level yang rendah.
Selain Sri Mulyani, Basuki Hadimuljono selaku menteri PUPR di periode satu Jokowi juga kembali dipercaya untuk memegang posisi yang sama di periode dua.
Di periode satu pemerintahan Jokowi, kinerja Basuki bisa dibilang cemerlang. Deretan proyek infrastruktur nan-krusial dengan baik dieksekusi pembangunannya. Beberapa proyek bahkan sudah rampung dan bisa dinikmati masyarakat.
Tak hanya proyek jumbo macam Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Trans Papua, proyek-proyek lainnya macam bendungan yang secara nilai investasi bisa dibilang mini namun sesungguhnya krusial guna mestimulasi sendi-sendiri perekonomian di berbagai daerah di Indonesia, juga diamankan oleh Basuki.
Selepas dilantik, tentu para menteri akan mulai menyusun program-program prioritas yang akan dieksekusi dalam 100 hari pertama dirinya menjabat dan hal tersebut bisa mulai disampaikan ke media pada hari ini juga.
Jika paparan dari para menteri sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, patut diduga bahwa dampak positif dari bentukan Kabinet Indonesia Maju terhadap pasar keuangan tanah air belum akan berakhir.
Sentimen keempat yang patut dicermati pelaku pasar adalah terkait dengan gelaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Kemarin, RDG BI untuk periode Oktober 2019 dimulai dan dijadwalkan berakhir pada hari ini, diikuti oleh pengumuman tingkat suku bunga acuan.
Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7-Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%. Jika benar terealisasi, maka akan menandai pemangkasan tingkat suku bunga acuan selama empat bulan beruntun.
Dari sebanyak 14 ekonom yang masuk ke dalam pembentukan konsensus, sebanyak 10 memperkirakan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas sebesar 25 bps, sementara sebanyak empat ekonom memperkirakan bahwa tingkat suku bunga acuan tak akan diutak-atik oleh bank sentral.
Tim Riset CNBC Indonesia juga memproyeksikan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas oleh BI, yakni sebesar 25 bps. Alasannya, terdapat peluang yang sangat besar bahwa The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada akhir bulan ini.
Sementara dari dalam negeri, inflasi yang terkendali, kinerja rupiah yang oke, serta derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar obligasi menjadi faktor yang membuat Tim Riset CNBC Indonesia optimistis bahwa Gubernur BI Perry Warjiyo dan koleganya di bank sentral akan mengumumkan pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada hari ini, dengan besaran 25 bps.
Kala tingkat suku bunga acuan dipangkas lagi, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.
Saat ini, perekonomian Indonesia jelas membutuhkan suntikan energi yang salah satunya bisa datang dari pemangkasan tingkat suku bunga acuan. Jika benar dieksekusi oleh BI, tentunya akan menjadi sentimen positif bagi perekonomian dan juga pasar keuangan tanah air.
BERLANJUT KE HALAMAN 4 -> Simak Data dan Agenda Berikut
(ank)