Newsletter

Mampukah Kabinet Baru Jokowi Kerek Kinerja Pasar Keuangan RI?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 October 2019 06:54
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pada perdagangan hari ini, Rabu (23/10/2019), pelaku pasar patut mencermati beberapa sentimen. Pertama, kinerja Wall Street yang melempem. Sebagai kiblat dari pasar keuangan dunia, merahnya Wall Street pada perdagangan kemarin tentu berpotensi memantik aksi jual di pasar keuangan Asia pada hari ini.

Sentimen kedua yang perlu dicermati pelaku pasar adalah perkembangan terkait hubungan AS-China di bidang perdagangan. Jika pada hari ini kembali terdapat komentar bernada positif dari pihak AS maupun China, optimisme pelaku pasar untuk melakukan aksi beli di pasar keuangan Asia bisa membuncah.

Ketiga, pelaku pasar patut mencermati pengumuman komposisi kabinet yang akan mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memerintah selama lima tahun ke depan.

Pada pagi hari ini, Jokowi dijadwalkan mengumumkan sekaligus melantik para menteri yang akan menghiasi kabinet barunya bersama dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Sejatinya, Jokowi sempat menyampaikan bahwa pengumuman terkait kabinet yang akan mendampinginya di periode dua akan dilakukan pada hari Senin pagi (21/10/2019). Namun nyatanya, pada hari Senin dan Selasa Jokowi justru masih sibuk melakukan seleksi.

Sejauh ini, penerimaan pasar terhadap nama-nama yang diundang Jokowi ke Istana Negara guna mengikuti seleksi menteri terbilang positif. Beberapa nama dari kalangan profesional terlihat bedatangan ke Istana Negara guna berbincang dengan sang presiden, seperti Pendiri Gojek Nadiem Makarin, CEO NET Wishnutama, serta Pendiri Mahaka Group Erick Thohir.

Nama-nama dari kalangan profesional tersebut diharapakan akan bisa memberikan nuansa baru bagi kabinet Jokowi.

Di sisi lain, nama-nama lama yang memiliki rekam jejak oke di periode satu pemerintahan Jokowi nyatanya masih akan dipertahankan, Sri Mulyani misalnya. Kemarin, Sri Mulyani selaku menteri keuangan di periode satu Jokowi menghampiri Istana Negara. Pasca berada di dalam Istana Negara selama sekitar satu setengah jam, Sri Mulyani keluar dan menyampaikan jika dirinya diminta untuk tetap menjadi menteri keuangan.

"Pak Presiden minta saya sampaikan ke media untuk tetap menjadi menteri keuangan," kata Sri Mulyani di Istana Negara, Selasa (22/10/2019).

Sri Mulyani menambahkan jika dirinya diminta untuk menggunakan seluruh kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi.

"Bekerja sama dengan menko perekonomian dalam rangka membangun ekonomi lebih baik," tambah Sri Mulyani.

Sri Mulyani memang merupakan salah satu nama yang begitu diinginkan pelaku pasar untuk kembali dibawa oleh Jokowi ke periode dua. Pelaku pasar yang merupakan CEO sebuah lembaga pemeringkat internasional mengatakan bahwa Sri Mulyani sudah pas ditempatnya dan ada baiknya dipertahankan sebagai menteri keuangan.

"Dua jempol untuk Sri Mulyani bisa menjaga stabilitas fiskal dan makro secara baik di tengah gempuran ketidakstabilan kondisi ekonomi global," tuturnya.

Sementara itu, kalangan bankir berpendapat sama.

"Sri Mulyani mengetahui dengan pasti kondisi keuangan negara dan tak ada lagi yang bisa menggantikannya untuk saat ini," terang salah seorang bankir senior.

Tim Riset CNBC Indonesia juga berpendapat bahwa Sri Mulyani merupakan salah satu menteri yang wajib dipertahankan oleh Jokowi.

Sepanjang periode satu pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani mengambil keputusan yang berani dengan meningkatkan utang dalam jumlah yang besar guna membiayai pembangunan. Hal ini dilakukannya guna mengompensasi penerimaan negara yang relatif lemah lantaran perekonomian global sedang melambat.

Tambahan utang di era Jokowi yang begitu pesat banyak dialokasikan untuk membangun infrastruktur, sebuah faktor yang sangat krusial dalam memajukan sebuah perekonomian.

Walaupun secara gencar menambah utang, Sri Mulyani tetap tidak melupakan yang namanya prinsip kehati-hatian. Semenjak kembali ke Indonesia untuk menjadi menteri keuangan di pemerintahan Jokowi, defisit fiskal selalu dijaga di level yang rendah. 

Setelah Sri Mulyani, giliran Basuki Hadimuljono selaku menteri PUPR di periode satu Jokowi yang menyambangi Istana Negara. Basuki menyampaikan bahwa dirinya mendapat tugas dari Jokowi untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur. Memang, Basuki tak secara tersurat mengucapkan jabatan menteri PUPR, tapi secara tersirat bisa ditebak bahwa jabatan menteri PUPR bakal kembali diembannya.

Basuki kemudian menjelaskan dengan lebih rinci bahwa perintah dari Jokowi untuk periode kedua adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur dan juga menghubungkan infrastruktur yang dibangun dengan kawasan khusus seperti pariwisata, industri, dan lainnya. Selain itu, juga dibahas soal progres persiapan pembangunan ibu kota baru.

Di periode satu pemerintahan Jokowi, kinerja Basuki bisa dibilang cemerlang. Deretan proyek infrastruktur nan-krusial dengan baik dieksekusi pembangunannya. Beberapa proyek bahkan sudah rampung dan bisa dinikmati masyarakat.

Tak hanya proyek jumbo macam Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Trans Papua, proyek-proyek lainnya macam bendungan yang secara nilai investasi bisa dibilang mini namun sesungguhnya krusial guna mestimulasi sendi-sendiri perekonomian di berbagai daerah di Indonesia, juga diamankan oleh Basuki.

Kembali hadirnya Sri Mulyani dan Basuki di kabinet Jokowi diharapkan akan membawa perekonomian Indonesia semakin baik di masa depan.

Jika nama-nama yang diumumkan Jokowi pada hari ini sesuai dengan nama-nama yang sudah mengunjungi Istana Negara dalam dua hari terakhir, tentu akan menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan tanah air.

Sentimen keempat yang perlu dicermati pelaku pasar adalah terkait dengan gelaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Pada hari ini, RDG BI untuk periode Oktober 2019 akan dimulai dan dijadwalkan berakhir besok (24/10/2019), diikuti oleh pengumuman tingkat suku bunga acuan. 

Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7-Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%. Jika benar terealisasi, maka akan menandai pemangkasan tingkat suku bunga acuan selama empat bulan beruntun.

Kala tingkat suku bunga acuan dipangkas lagi, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.

Lantaran konsensus menunjukkan bahwa para ekonom meyakini tingkat suku bunga acuan akan kembali dipangkas, sangat mungkin bahwa aksi beli di pasar keuangan tanah air akan mulai dilakukan sedari hari ini juga.

BERLANJUT KE HALAMAN 4 -> Simak Data dan Agenda Berikut

(ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular