
Newsletter
Menangkal Hantu 'Semi Resesi' dengan "Mantra" Moneter
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
07 October 2019 06:51

Indeks Dow Jones Industrial Average sepanjang pekan kemarin tercatat melemah 0,9% sedangkan indeks S&P 500 tergelincir sebanyak 0,3%. Pelemahan ini membawa keduanya mencatatkan koreksi tiga minggu berturut-turut, menjadi yang pertama sejak Agustus.
Kinerja buruk Wall Street tersebut terjadi di tengah kekecewaan data manufaktur AS yang memicu kekhawatiran bangkitnya hantu resesi. Karenanya, pelaku pasar kembali mencermati sinyal damai dagang antara AS dan China. Maklum saja, inti persoalan yang menekan ekonomi global adalah perang antara kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu.
Karenanya, tidak berlebihan jika pelaku pasar kini menoleh ke Gedung Eccies, tempat Gubernur The Fed Jeremy Powell berkantor. Mereka menanti risalah rapat (minutes meeting) yang bakal dirilis pekan ini untuk mencari jawaban apakah kekhawatiran semi resesi tersebut beralasan, atau hanya paranioa pelaku pasar semata.
Terbaru pada dini hari ini, Presiden Fed Kansas Esther George telah memberikan pidatonya. Sebagaimana dikutip CNBC International, George mengatakan bahwa perekonomian AS sedang di kondisi yang baik dengan inflasi rendah, angka pengangguran rendah, dan outlook pertumbuhan yang menjanjikan. Namun, masih ada risiko yang membayangi.
"Tentu saja ada risiko yang menyertai karena perekenomian dihadapkan pada ketakpastian kebijakan perdagangan dan aktivitas global yang melambat, tuturnya di depan Pertemuan Tahunan National Association for Business, di Denver AS.
George yang mengajukan dissenting opinion (tak sepakat) atas pemangkasan suku bunga AS dalam dua pertemuan The Fed sebelumnya itu mengaku tidak menutup kemungkinan akan mendukung pemangkasan suku bunga lagi.
BERLANJUT KE HAL 3>>> (ags/ags)
Kinerja buruk Wall Street tersebut terjadi di tengah kekecewaan data manufaktur AS yang memicu kekhawatiran bangkitnya hantu resesi. Karenanya, pelaku pasar kembali mencermati sinyal damai dagang antara AS dan China. Maklum saja, inti persoalan yang menekan ekonomi global adalah perang antara kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu.
Karenanya, tidak berlebihan jika pelaku pasar kini menoleh ke Gedung Eccies, tempat Gubernur The Fed Jeremy Powell berkantor. Mereka menanti risalah rapat (minutes meeting) yang bakal dirilis pekan ini untuk mencari jawaban apakah kekhawatiran semi resesi tersebut beralasan, atau hanya paranioa pelaku pasar semata.
Terbaru pada dini hari ini, Presiden Fed Kansas Esther George telah memberikan pidatonya. Sebagaimana dikutip CNBC International, George mengatakan bahwa perekonomian AS sedang di kondisi yang baik dengan inflasi rendah, angka pengangguran rendah, dan outlook pertumbuhan yang menjanjikan. Namun, masih ada risiko yang membayangi.
"Tentu saja ada risiko yang menyertai karena perekenomian dihadapkan pada ketakpastian kebijakan perdagangan dan aktivitas global yang melambat, tuturnya di depan Pertemuan Tahunan National Association for Business, di Denver AS.
George yang mengajukan dissenting opinion (tak sepakat) atas pemangkasan suku bunga AS dalam dua pertemuan The Fed sebelumnya itu mengaku tidak menutup kemungkinan akan mendukung pemangkasan suku bunga lagi.
BERLANJUT KE HAL 3>>> (ags/ags)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular