
Newsletter
Hantu Resesi Belum Pergi, Demo Memperparah Situasi
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 October 2019 05:27

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu memperhatikan sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang mencemaskan. Anjloknya bursa saham New York sangat mungkin merusak mood pelaku pasar di Asia.
Kedua adalah risiko resesi ekonomi global yang semakin nyata. Data-data ekonomi di berbagai negara menunjukkan aktivitas yang semakin lesu. Di AS sudah terlihat, angka PMI menyentuh titik terendah dalam 10 tahun terakhir.
Di Eropa situasinya tidak kalah mengkhawatirkan. Pembacaan awal angka inflasi September di Zona Euro adalah 0,9% year-on-year (YoY), masih jauh di bawah target Bank Sentral Eropa (ECB) yaitu 2%. Ini menandakan permintaan di Benua Biru masih lesu, tidak ada gairah.
Akibatnya, PMI manufaktur di beberapa negara Eropa mengalami kontraksi. PMI Jerman pada September tercatat 41,7, terendah sejak Juni 2009. Sementara di Inggris, PMI juga masih di bawah 50 tepatnya 48,3.
Kemudian di Italia, PMI September tercatat 47,8, turun dibandingkan Agustus yang sebesar 48,7. PMI Negeri Pizza sudah terkontraksi selama 12 bulan beruntun. Lalu di Spanyol, PMI September berada di 47,7, terendah sejak April 2013.
Semua ini terjadi gara-gara perang dagang AS-China, yang membuat rusak rantai pasok dunia. Arus perdagangan dan investasi global terganggu saat dua kekuatan ekonomi terbesar saling hambat.
Jadi harapan satu-satunya adalah AS-China harus berdamai. Kalau perang dagang terus berkobar, maka resesi ekonomi global akan sangat sulit untuk dihindari.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Kedua adalah risiko resesi ekonomi global yang semakin nyata. Data-data ekonomi di berbagai negara menunjukkan aktivitas yang semakin lesu. Di AS sudah terlihat, angka PMI menyentuh titik terendah dalam 10 tahun terakhir.
Di Eropa situasinya tidak kalah mengkhawatirkan. Pembacaan awal angka inflasi September di Zona Euro adalah 0,9% year-on-year (YoY), masih jauh di bawah target Bank Sentral Eropa (ECB) yaitu 2%. Ini menandakan permintaan di Benua Biru masih lesu, tidak ada gairah.
Akibatnya, PMI manufaktur di beberapa negara Eropa mengalami kontraksi. PMI Jerman pada September tercatat 41,7, terendah sejak Juni 2009. Sementara di Inggris, PMI juga masih di bawah 50 tepatnya 48,3.
Kemudian di Italia, PMI September tercatat 47,8, turun dibandingkan Agustus yang sebesar 48,7. PMI Negeri Pizza sudah terkontraksi selama 12 bulan beruntun. Lalu di Spanyol, PMI September berada di 47,7, terendah sejak April 2013.
Semua ini terjadi gara-gara perang dagang AS-China, yang membuat rusak rantai pasok dunia. Arus perdagangan dan investasi global terganggu saat dua kekuatan ekonomi terbesar saling hambat.
Jadi harapan satu-satunya adalah AS-China harus berdamai. Kalau perang dagang terus berkobar, maka resesi ekonomi global akan sangat sulit untuk dihindari.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular