Newsletter

Hantu Resesi Belum Pergi, Demo Memperparah Situasi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 October 2019 05:27
Data Ekonomi Melempem, Wall Street 'Karam'
Ilustrasi Bursa Saham New York (AP Photo/Richard Drew))
Beralih ke Wall Street, ada kabar buruk yang sepertinya bakal memukul pasar keuangan Asia hari ini. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1,28%, S&P 500 amblas 1,22%, dan Nasdaq Composite ambrol 1,13%.

Investor mencemaskan masa depan perekonomian Negeri Paman Sam setelah rilis data terbaru yang mengecewakan. Institute fo Supply Management melaporkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS periode September berada di 47,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,1.

Angka PMI di bawah 50 menunjukkan industriawan tidak melakukan ekspansi. Selain itu, skor 47,8 adalah yang terendah sejak Juni 2009.

 


Ternyata AS tidak imun terhadap kontraksi manufaktur yang sudah terjadi di Asia dan Eropa. Bahkan PMI manufaktur Indonesia pun sudah terkontraksi dengan catatan 49,1 pada September.

"Ini adalah angka yang buruk, sejalan dengan masalah manufaktur yang dialami dunia. Saya rasa pasar layak untuk cemas," tegas Jim Bianco, Kepala Riset Bianco Research yang berbasis di Chicago, seperti dikutip dari Reuters.

"Sektor manufaktur sudah mengalami resesi. Namun bukan berarti ekonomi secara keseluruhan sudah dalam resesi," tambah Thomas Simons, Ekonom di Jeffries, juga dikutip dari Reuters.

Ya, ekonomi AS memang masih tumbuh sehingga belum masuk resesi. Namun perlambatan ekonomi terlihat jelas.

Pada kuartal II-2019, pertumbuhan ekonomi AS adalah 2%. Namun untuk kuartal III-2019, The Fed Atlanta memperkirakan pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 1,8%.

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular