
Newsletter
Demo Lagi, Lagi-lagi Demo...
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 October 2019 05:22

Harapan datang dari Wall Street, yang bangkit setelah pekan lalu tertekan. Hari ini, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,36%, sementara S&P 500 menguat 0,5% dan Nasdaq Composite bertambah 0,75%.
Kalau di Asia berita bantahan soal rencana forced delisting terhadap perusahaan China datang terlambat, maka di Wall Street momentumnya justru tepat. Sentimen ini membantu mengangkat moral investor.
"Berita palsu (fake news)," tegas Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, mengomentari kabar rencana pencoretan emiten China dari Wall Street. Seperti dikutip dari Reuters, Navarro mengatakan bahwa kabar itu sangat tidak akurat.
Beijing, yang sudah melakukan konfirmasi ke Washington, mempertegas hal tersebut. Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan kedua negara akan berupaya mengedepankan sikap konstruktif dalam penyelesaian perselisihan.
"Memberikan tekanan bahkan memutar balik hubungan AS-China akan merusak kepentingan kedua negara dan justru menciptakan ketegangan di pasar keuangan global, perdagangan, serta pertumbuhan ekonomi. Ini tentu tidak sesuai dengan kepentingan dunia," tutur Geng, seperti diwartakan Reuters.
China pun terus menunjukkan itikad baik untuk berdamai dengan AS. Kemarin, pemerintah China menyetujui pembelian kedelai dari AS sebanyak 600.000 ton untuk pengiriman November sampai Januari 2020. Ini adalah bagian dari kuota impor 2 juta ton yang bebas bea masuk.
Harga saham emiten China di Wall Street yang akhir pekan lalu terkoreksi parah hari ini berhasil pulih. Saham Alibaba Group naik 0,75% sementara Baidu melesat 1,53%.
Selain itu, kebangkitan Wall Street juga ditopang oleh kenaikan saham Apple yang mencapai 2,35%. JPMorgan memperkirakan penjualan iPhone bakal laris manis sampai 2020.
Pada kuartal IV-2019, JPMorgan memperkirakan penjualan iPhone bisa mencapai 44 juta unit, naik 1 juta dibandingkan proyeksi sebelumnya. Sedangkan untuk kuartal I-2020, penjualan diperkirakan sebanyak 63 juta unit, naik 3 juta dibandingkan ramalan sebelumnya.
"Kami memperkirakan minat konsumen akan solid untuk ponsel 5G di segmen premium. Apple berada di posisi yang baik," sebut riset JPMorgan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Kalau di Asia berita bantahan soal rencana forced delisting terhadap perusahaan China datang terlambat, maka di Wall Street momentumnya justru tepat. Sentimen ini membantu mengangkat moral investor.
"Berita palsu (fake news)," tegas Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, mengomentari kabar rencana pencoretan emiten China dari Wall Street. Seperti dikutip dari Reuters, Navarro mengatakan bahwa kabar itu sangat tidak akurat.
Beijing, yang sudah melakukan konfirmasi ke Washington, mempertegas hal tersebut. Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan kedua negara akan berupaya mengedepankan sikap konstruktif dalam penyelesaian perselisihan.
"Memberikan tekanan bahkan memutar balik hubungan AS-China akan merusak kepentingan kedua negara dan justru menciptakan ketegangan di pasar keuangan global, perdagangan, serta pertumbuhan ekonomi. Ini tentu tidak sesuai dengan kepentingan dunia," tutur Geng, seperti diwartakan Reuters.
China pun terus menunjukkan itikad baik untuk berdamai dengan AS. Kemarin, pemerintah China menyetujui pembelian kedelai dari AS sebanyak 600.000 ton untuk pengiriman November sampai Januari 2020. Ini adalah bagian dari kuota impor 2 juta ton yang bebas bea masuk.
Harga saham emiten China di Wall Street yang akhir pekan lalu terkoreksi parah hari ini berhasil pulih. Saham Alibaba Group naik 0,75% sementara Baidu melesat 1,53%.
Selain itu, kebangkitan Wall Street juga ditopang oleh kenaikan saham Apple yang mencapai 2,35%. JPMorgan memperkirakan penjualan iPhone bakal laris manis sampai 2020.
Pada kuartal IV-2019, JPMorgan memperkirakan penjualan iPhone bisa mencapai 44 juta unit, naik 1 juta dibandingkan proyeksi sebelumnya. Sedangkan untuk kuartal I-2020, penjualan diperkirakan sebanyak 63 juta unit, naik 3 juta dibandingkan ramalan sebelumnya.
"Kami memperkirakan minat konsumen akan solid untuk ponsel 5G di segmen premium. Apple berada di posisi yang baik," sebut riset JPMorgan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular