Newsletter

Sentimen Lagi Bagus-Bagusnya, Eh.. Ada Serangan di Arab Saudi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 September 2019 06:43
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Wall Street yang berada dekat rekor tertinggi sepanjang masa tentunya mengirim angin segar ke pasar Asia hari ini.

Pasar dalam negeri pada hari ini juga menanti rilis data neraca perdagangan Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor pada Agustus terkontraksi atau turun 5,7% year-on-year (YoY).

Sementara impor diperkirakan mengalami kontraksi yang lebih dalam yaitu turun 11,295%. Ini membuat neraca perdagangan masih bisa surplus meski tidak terlalu 'wah' yaitu US$ 146 juta. 

Apabila ekspektasi ini terwujud, maka akan ada perbaikan dibandingkan Juli. Pada Juli, neraca perdagangan defisit tipis US$ 60 juta. Surplus neraca perdagangan di bulan Agustus tentunya menjadi kabar bagus bagi neraca transaksi berjalan (current account) kuartal III-2019. Current account deficit (CAD) selama ini menjadi "hantu" bagi perekonomian Indonesia, surplus neraca perdagangan tentunya dapat mengurangi defisit tersebut.  

Dengan surplusnya neraca perdagangan, sentimen pelaku pasar tentunya akan semakin membaik, pasar finansial Indonesia bisa kembali ceria.

Selain dari dalam negeri, data dari Tiongkok juga akan mempengaruhi pergerakan pasar finansial di awal pekan ini. China akan melaporkan data investasi aset tetap,  produksi Industri, serta penjualan ritel.

Data tersebut akan dirilis pukul 9:00 WIB, dan kabar bagusnya konsensus dari Refinitiv menunjukkan preidiksi peningkatan di dua data.

Konsensur Refinitiv menunjukkan investasi aset tetap diperdiksi tumbuh 5,6% year to date-on-year (ytd/y) di bulan Agustus, sedikit lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya 5,7%. Kemudian di bulan yang sama produksi industri diperkirakan tumbuh year-on-year (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 4,8% yoy.

Terakhir penjualan ritel juga diprediksi tumbuh 7,9% yoy di bulan Agustus, lebih tinggi dari bulan Juli 7,6% yoy.

Di tengah mesranya hubungan AS-China, rilis data ekonomi yang membaik dari Negeri Panda tentunya akan semakin menguatkan risk appetite para investor, aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi akan kembali menjadi buruan, dan pasar dalam negeri RI akan mendapat berkah.

Namun, ada satu kejadian akhir pekan lalu yang bisa mempengaruhi sentimen pelaku pasar, serangan kilang minyak di Arab Saudi.

Dua fasilitas milik Saudi Aramco di Abqaiq dan Khurais diserang pesawat nirawak alias drone. Serangan ini menyebabkan kebakaran di dua fasilitas milik perusahaan minyak tersebut.

Dilansir dari Reuters, satuan keamanan perusahaan tersebut telah mengendalikan situasi ini, berdasarkan keterangan Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.

Masih belum teridentifikasi siapa dalang dari serangan tersebut. Meski demikian, dilansir dari AFP peristiwa ini mengikuti lonjakan ketegangan regional dengan Iran.

Sebagaimana dilansir CNBC International, harga minyak diprediksi akan naik US$10 per barel akibat serangan pesawat tak berawak tersebut. Ini akan memaksa kerjaan Arab Saudi memotong setengah produksi minyaknya.

"Ini masalah besar," kata Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow sebagaimana dilansir CNBC International Minggu (15/9/2019). Serangan ini bakal menyebabkan hilangnya 5,7 juta barel produksi minyak mentah per hari atau 50% dari total produksi negara kerajaan itu.


Ketegangan di kawasan Timur Tengah tentunya bisa berdampak buruk sentinen pelaku pasar yang sedang bagus-bagusnya. Apalagi kenaikan tajam harga minyak mentah akan memberikan efek negatif ke Indonesia. Beban impor bisa melonjak, dan tentunya akan berpengaruh ke CAD.

Analis lainnya juga mengatakan kenaikan harga tak terelakkan. Mengingat perbaikan fasilitas pasti akan memakan waktu lama hingga berbulan-bulan.

Maka tidak menutup kemungkinan, pasar finansial dalam negeri akan terkoreksi di awal pekan ini.

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular