
Sentimen Lagi Bagus-Bagusnya, Eh.. Ada Serangan di Arab Saudi

Bursa saham AS juga menghijau pada pekan lalu, dalam sepekan indeks Dow Jones mencatat penguatan 1,58% ke 27.219,52. Level tersebut tidak jauh dari rekor tertinggi sepanjang masa Dow Jones 27.398,68 yang dicapai pada bulan Juli lalu.
Indeks S&P 500 menguat 0,96% ke 3.007,39, juga tidak jauh dari rekor tertingginya 3.027,98. Sementara indeks Nasdaq sepanjang pekan lalu menguat 0,91% ke level 8.176,71.
Mesranya hubungan AS-China juga menjadi pendorong utama kenaikan Wall Street. Selain itu, paket stimulus moneter yang digelontorkan dari European Central Bank (ECB) semakin menambah risk appetite pelaku pasar.
Dalam pengumuman kebijakan moneter Kamis pekan lalu, ECB memangkas suku bunga deposito (deposit facility) sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%, sementara main refinancing facility tetap sebesar 0% dan suku bunga pinjaman (lending facility) juga tetap sebesar 0,25%.
Selain memangkas suku bunga, bank sentral pimpinan Mario Draghi ini juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing yang sebelumnya sudah dihentikan pada akhir tahun lalu.
Program pembelian aset kali ini akan dimulai pada 1 November dengan nilai 20 miliar euro per bulan. Berdasarkan rilis ECB yang dilansir Reuters, QE kali ini tanpa batas waktu, artinya akan terus dilakukan selama dibutuhkan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian zona euro.
Langkah ECB disambut baik pelaku pasar, paket kebijakan tersebut diharapkan mampu membangkitkan perekonomian di blok 19 negara. Di kala perekonomian bangkit, risk appetite investor akan terus meningkat, dan aset-aset berisiko yang memberikan return tinggi kembali menjadi incaran.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(pap)