
NEWSLETTER
Semoga Ada Happy Weekend Untuk Pasar Keuangan Indonesia
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 September 2019 06:02

Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama adalah perkembangan di Wall Street yang impresif. Semoga keceriaan Wall Street bisa menjadi mood booster bagi pelaku pasar di Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua adalah perkembangan terbaru terkait friksi dagang AS-China yang membuat asa atas damai dagang kedua negara kembali membuncah.
Terlebih lagi salah satu sumber yang terpercaya dari sisi China mengungkapkan dalam akun Twitter pribadinya bahwa pertemuan di awal Oktober berbeda dan dan berujung pada terobosan baru.
"Ada lebih banyak kemungkinan terobosan antara kedua belah pihak," cuit Hu Xijin, kepala editor Global Times, sebuah tabloid naungan People's Daily yang merupakan surat kabar resmi Partai Komunis China.
Hu sudah beberapa kali menuangkan komentar terkait dengan sengketa dagang AS-China dan sebelumnya diketahui telah memperingatkan Negeri Paman Sam terkait kemungkinan aksi retaliasi Negeri Tiongkok.
Sentimen ketiga adalah pergerakan indeks dolar yang masih terkoreksi tipis pada penutupan perdagangan kemarin. Indeks dolar (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) tercatat melemah 0,07%, dilansir dari Refinitiv.
Meskipun sedikit, pelemahan greenback diharapkan mampu memberikan ruang gerak yang lebih bagi rupiah untuk menawarkan keuntungan pada pelaku pelaku pasar global.
Lalu sentimen terakhir adalah kenaikan harga minyak dunia yang walau tipis berpotensi membatasi rupiah seiring Indonesia yang merupakan negara net importir minyak. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak jenis Brent naik 0,2% ke US$ 60,86/barel, dan minyak jenis Light Sweet (WTI) naik 0,1% ke US$ 56,3/barel.
Saat harga minyak naik, maka biaya importasinya menjadi lebih mahal. Beban di neraca dagang dan transaksi berjalan (current account) akan lebih besar, sehingga rupiah rupiah akan dibayangi resiko pelemahan.
Harga minyak dunia ditutup menguat kemarin seiring dengan penurunan tajam pada jumlah persediaan minyak AS dan asa damai dagang mendongkrak permintaan.
(BERLANJUT KE HALAMAN EMPAT) (dwa)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama adalah perkembangan di Wall Street yang impresif. Semoga keceriaan Wall Street bisa menjadi mood booster bagi pelaku pasar di Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua adalah perkembangan terbaru terkait friksi dagang AS-China yang membuat asa atas damai dagang kedua negara kembali membuncah.
Terlebih lagi salah satu sumber yang terpercaya dari sisi China mengungkapkan dalam akun Twitter pribadinya bahwa pertemuan di awal Oktober berbeda dan dan berujung pada terobosan baru.
"Ada lebih banyak kemungkinan terobosan antara kedua belah pihak," cuit Hu Xijin, kepala editor Global Times, sebuah tabloid naungan People's Daily yang merupakan surat kabar resmi Partai Komunis China.
Hu sudah beberapa kali menuangkan komentar terkait dengan sengketa dagang AS-China dan sebelumnya diketahui telah memperingatkan Negeri Paman Sam terkait kemungkinan aksi retaliasi Negeri Tiongkok.
Sentimen ketiga adalah pergerakan indeks dolar yang masih terkoreksi tipis pada penutupan perdagangan kemarin. Indeks dolar (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) tercatat melemah 0,07%, dilansir dari Refinitiv.
Meskipun sedikit, pelemahan greenback diharapkan mampu memberikan ruang gerak yang lebih bagi rupiah untuk menawarkan keuntungan pada pelaku pelaku pasar global.
Lalu sentimen terakhir adalah kenaikan harga minyak dunia yang walau tipis berpotensi membatasi rupiah seiring Indonesia yang merupakan negara net importir minyak. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak jenis Brent naik 0,2% ke US$ 60,86/barel, dan minyak jenis Light Sweet (WTI) naik 0,1% ke US$ 56,3/barel.
Saat harga minyak naik, maka biaya importasinya menjadi lebih mahal. Beban di neraca dagang dan transaksi berjalan (current account) akan lebih besar, sehingga rupiah rupiah akan dibayangi resiko pelemahan.
Harga minyak dunia ditutup menguat kemarin seiring dengan penurunan tajam pada jumlah persediaan minyak AS dan asa damai dagang mendongkrak permintaan.
(BERLANJUT KE HALAMAN EMPAT) (dwa)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular