
Lantas, AS-China Jadi Ketemuan Gak Nih?

Beralih ke AS, Wall Street mencetak apresiasi pada perdagangan kemarin: indeks Dow Jones melesat 1,25%, indeks S&P 500 menguat 1,27%, dan indeks Nasdaq Composite naik 1,48%.
Peluang digelarnya negosiasi dagang AS-China secara tatap muka membuat aksi beli dilakukan oleh pelaku pasar saham Negeri Paman Sam.
Kemarin, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa AS dan China sedang mendiskusikan pertemuan tatap muka yang dijadwalkan untuk bulan September.
Jadi-tidaknya negosiasi dagang tatap muka tersebut akan ditentukan oleh apakah AS bisa menciptakan kondisi yang baik untuk negosiasi dagang tatap muka tersebut, seperti dilansir dari Reuters. Kementerian Perdagangan China tak memberi informasi lebih lanjut terkait dengan kondisi yang mereka maksud tersebut.
“Hal yang terpenting pada saat ini adalah untuk menciptakan kondisi yang baik untuk kedua belah pihak melanjutkan negosiasi,” kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng, dilansir dari Reuters.
Gao juga menyebut bahwa China ingin untuk menyelesaikan sengketa dagang kedua negara dengan ketenangan dan bahwa pihaknya tidak menginginkan eskalasi tensi AS-China lebih lanjut, dilansir dari CNBC International.
“Kami dengan tegas menolak eskalasi perang dagang dan ingin bernegosiasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan sikap yang tenang,” kata Gao, sembari menambahkan bahwa delegasi China dan AS telah menjaga komunikasi yang efektif.
Pernyataan dari pihak China tersebut membuat pelaku pasar lega lantaran sebelumnya ada kekhawatiran bahwa AS dan China akan sama-sama all-in dalam menghadapi perang dagang yang sudah berlangsung selama lebih dari satu setengah tahun tersebut. Apalagi, sebelumnya Trump sempat memerintahkan perusahaan-perusahaan asal AS untuk meninggalkan China.
"Perusahaan-perusahaan hebat asal AS dengan ini diperintahkan untuk segera mulai mencari alternatif atas China, termasuk membawa perusahaan-perusahaan Anda pulang dan membuat produk-produk Anda di AS," cetus Trump melalui akun Twitter beberapa waktu yang lalu.
Lebih lanjut, rilis angka pertumbuhan ekonomi AS yang relatif menggembirakan ikut memantik aksi beli di bursa saham AS. Kemarin, pembacaan kedua atas angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-II 2019 diumumkan di level 2% (QoQ annualized). Memang, ada pelemahan jika dibandingkan dengan pembacaan awal yang sebesar 2,1%, namun sesuai dengan ekspektasi dari para ekonom, seperti dilansir dari Forex Factory.
Walaupun ada perang dagang dengan China yang membuat harga-harga di AS menjadi lebih mahal, ternyata konsumsi masyarakat AS masih kuat. Pada kuartal II-2019, konsumsi rumah tangga membukukan pertumbuhan tertinggi dalam empat setengah tahun, yakni sebesar 4,7%.
Pada kuartal III-2019, konsumsi masyarakat AS tampak masih akan tumbuh pesat. Sebelumnya pada hari Selasa, indeks keyakinan konsumen AS periode Agustus 2019 diumumkan di level 135,1 oleh The Conference Board, jauh mengalahkan ekspektasi yang sebesar 129,3, seperti dilansir dari Forex Factory.
Tingginya angka IKK menunjukkan bahwa masyarakat AS memandang dengan sangat positif perekonomian di sana, serta mengindikasikan bahwa mereka akan mengeluarkan uang dalam jumlah yang lebih besar untuk aktivitas konsumsi.
Mengingat lebih dari 50% perekonomian AS dibentuk oleh konsumsi rumah tangga, tentu tingginya indeks keyakinan konsumen menjadi kabar baik bagi perekonomian Negeri Paman Sam, sekaligus perekonomian dunia.
BERLANJUT KE HALAMAN 3 -> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
(ank)