
Hati-Hati, No-Deal Brexit Kian Nyata!

Beralih ke AS, Wall Street mencetak apresiasi pada perdagangan kemarin: indeks Dow Jones melesat 1%, indeks S&P 500 menguat 0,65%, dan indeks Nasdaq Composite naik 0,38%.
Rilis data ekonomi yang menggembirakan pada akhirnya bisa mengangkat kinerja bursa saham Negeri Paman Sam. Pada hari Selasa, indeks keyakinan konsumen AS periode Agustus 2019 diumumkan di level 135,1 oleh The Conference Board, jauh mengalahkan ekspektasi yang sebesar 129,3, seperti dilansir dari Forex Factory.
Tingginya angka IKK menunjukkan bahwa masyarakat AS memandang dengan sangat positif perekonomian di sana, serta mengindikasikan bahwa mereka akan mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk aktivitas konsumsi.
Mengingat lebih dari 50% perekonomian AS dibentuk oleh konsumsi rumah tangga, tentu tingginya indeks keyakinan konsumen menjadi kabar baik bagi perekonomian Negeri Paman Sam, sekaligus perekonomian dunia.
Selain itu, lonjakan harga minyak mentah dunia ikut mendorong Wall Stret ke zona hijau. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak WTI kontrak acuan melejit 1,64% ke level US$ 55,8/barel.
Energy Information Administration (EIA) selaku lembaga resmi pemerintah AS yang berwenang mempublikasikan data stok minyak kemarin mengumumkan bahwa stok minyak mentah berkurang hingga 10 juta barel pada pekan lalu, jauh lebih dalam ketimbang konsensus yang dihimpun Reuters yang memperkirakan penurunan sebesar 2,1 juta barel saja, dilansir dari CNBC International.
Seiring dengan lonjakan harga minyak mentah, harga saham emiten-emiten yang bergerak di sektor perminyakan pun ikut terek naik: harga saham Chevron naik 0,8%, Exxon menguat 0,7%, dan Cimarex Energy melesat 10,6%.
Sebelum EIA mempublikasikan data stok minyak mentah tersebut, kelompok industri perminyakan yakni American Petroleum Institute (API) telah terlebih dulu mengumumkan temuannya bahwa stok minyak mentah AS untuk minggu yang berakhir pada 23 Agustus 2019 turun hingga 11,1 juta barel.
Sejatinya, kenaikan harga minyak mentah dunia adalah sesuatu yang negatif bagi perekonomian AS secara umum, walaupun memang pastinya akan sangat positif bagi emiten-emiten di sektor perminyakan.
Ketika harga minyak mentah melonjak, harga bensin di AS akan menjadi lebih mahal sehingga biaya logistik akan menjadi lebih mahal. Di AS, jalur darat memang berperan besar dalam kegiatan logistik.
Namun begitu, jika dihitung dari titik tertingginya pada tahun ini yang dicapai pada bulan April, harga minyak mentah sudah merosot dengan signifikan sehingga kenaikan pada perdagangan kemarin tak begitu dipermasalahkan oleh pelaku pasar.
Apalagi, ambruknya stok minyak mentah AS mengindikasikan bahwa permintaan atas sumber energi utama dunia tersebut masih kuat, meredakan kekhawatiran pelaku pasar terkait dampak dari perang dagang AS-China terhadap laju perekonomian.
BERLANJUT KE HALAMAN 3 -> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
(ank/ank)