Newsletter

Waspadai Konflik AS-Iran dan Pengumuman Neraca Dagang RI

Hidayat Setiaji, Taufan Adharsyah, & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 June 2019 06:06
The Fed Hingga Trump Buat Wall Street Melesat
Foto: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pengunduran diri Sarah Sanders dari kursi Juru Bicara Gedung Putih pada Kamis (13/6). (REUTERS/Kevin Lamarque)
Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama terpantau melesat sepanjang pekan lalu. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 2,41%, S&P 500 menguat 2,2%, dan Nasdaq Composite meroket hingga 3,02%.

Ada ada beberapa faktor yang telah mengangkat kinerja pasar saham Wall Street pekan lalu. Pertama tentu saja adalah penurunan suku bunga acuan The Fed (Federal Fund Rate/FFR) yang dipercaya akan dilakukan dalam waktu dekat. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas suku bunga acuan The Fed turun 25 basis poin pada rapat FOMC edisi Juli mencapai 71,9%. Sementara ada pula kemungkinan sebesar 28,1% dimana suku bunga acuan diturunkan hingga 50 basis poin.

Data tersebut menunjukkan bahwa kini sebagian besar pelaku pasar yakin bahwa FFR akan turun bulan depan.
Penurunan suku bunga merupakan kabar baik di pasar saham karena membuat ruang yang lebih untuk meningkatkan laba emiten. Selain itu, penurunan suku bunga juga merupakan pertanda bahwa mode investasi agresif bisa dipasang, karena dunia usaha dan rumah tangga akan lebih ekspansif ke depan.

Sentimen kedua yang juga turut mengangkat kinerja Wall Street adalah perkembangan yang positif terkait hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Pada hari Selasa (19/6/2019) waktu setempat, Presiden AS, Donald Trump mengungkapkan dirinya sudah berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping melalui sambungan telepon. Trump mengatakan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk bertemu dan berdialog di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang pada 28-29 Juni mendatang.



"Sudah melakukan pembicaraan yang sangat baik melalui telepon dengan Presiden Xi dari China. Kami akan bertemu pekan depan di KTT G20. Tim kami akan memulai pembicaraan sebelum pertemuan tersebut," cuit Trump di Twitter.

Negeri Panda juga memberi sinyal-sinyal positif dengan menyatakan kesiapannya untuk kembali berdialog dengan AS.

"Kuncinya adalah menunjukkan apa yang menjadi perhatian masing-masing pihak. Kami berharap AS memperlakukan perusahaan-perusahaan China dengan adil. Saya sepakat bahwa tim kedua negara akan menjaga komunikasi untuk menyelesaikan berbagai perbedaan yang ada," papar Xi, mengutip Reuters.

Bahkan di akhir pekan, Wakil Presiden AS, Mike Pence menunda pidatonya terkait kebijakan pada China yang semula dijadwalkan pada pekan depan akibat adanya ‘sinyal positif’ hubungan dagang AS-China, berdasarkan keterangan seorang pejabat senior, mengutip Reuters.

Sederet kabar tersebut membuat risiko eskalasi perang dagang bisa sedikit diredam. Sebelumnya Trump telah beberapa kali mengancam akan memberikan tarif 25% pada produk China lain senilai US$ 325 miliar yang sebelumnya bebas bea impor.

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(taa/prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular