Newsletter

Jokowi Menang Lagi, Tapi Tirai Panggung Politik Belum Ditutup

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
21 May 2019 05:46
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang tidak impresif. Pesimisme Wall Street bisa menular ke Asia, membuat investor hati-hati, dan menghambat langkah IHSG.

Sentimen kedua adalah perang dagang AS-China yang perlu dipantau perkembangannya. Isu ini terbukti menjadi penyebab utama koreksi di Wall Street dan bukan tidak mungkin terulang di Asia.

China murka dengan serangkaian kebijakan AS, mulai dari menaikkan tarif bea masuk sampai memasukkan Huawei ke daftar hitam. Beijing menilai Washington terlalu memaksakan kehendak dan ingin sebuah kesepakatan dagang yang hanya menguntungkan mereka.

"Saya tidak tahu kesepakatan seperti apa yang diinginkan AS. Mungkin mereka punya ekspektasi sendiri, tetapi itu bukan kesepakatan yang kami inginkan. AS berusaha mencapai kepentingan yang tidak masuk akal dengan menekan kami. Cara seperti ini tidak akan berhasil," papar Lu Kang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dilansir Reuters.

Langkah AS justru mengundang rencana balas dendam dari China. Pemerintah menegaskan akan menerapkan kebijakan yang diperlukan untuk menjaga hak-hak perusahaan China. Oleh karena itu, kemungkinan dialog AS-China untuk menuju damai dagang kemungkinan sulit terjadi dalam waktu dekat.

"Sepertinya AS melihat dirinya memiliki kekuatan absolut atas segalanya di dunia sehingga menghalalkan segala cara. China tidak akan menerimanya, begitu pula Huawei," demikian tajuk di China Daily, media terbitan Partai Komunis China, dikutip dari Reuters.

Panasnya hubungan dagang AS-China jika berlangsung semakin lama maka kian menjadi risiko bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Arus perdagangan dan rantai pasok global akan tersendat, sehingga menurunkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Sesuatu yang tentu sangat membuat cemas pelaku pasar.

Tidak hanya hubungan dagang, relasi AS-China pun menegang akibat kapal perang AS yang melintasi Beting Scarborough di Laut China Selatan yang diklaim oleh Negeri Tirai Bambu. China menganggap AS mulai bermain-main dengan kedaulatan negara lain.

"Saya tegaskan lagi bahwa aksi yang dilakukan kapal perang AS melanggar kedaulatan China dan mengancam perdamaian di wilayah laut. China dengan tegas menentang langkah ini. Kami sangat mendesak AS untuk menghentikan aksi-aksi provokasi agar tidak menganggu hubungan AS-China serta perdamaian di kawasan," papar Lu.

Tampaknya investor masih harus waspada dengan sentimen hubungan AS-China. Sentimen ini berhasil menundukkan Wall Street, dan bisa saja terduplikasi di Asia.

Sentimen ketiga adalah kemungkinan pelaku pasar masih wait and see, semakin berdebar menunggu esok hari. Rapat pleno KPU telah memutuskan pasangan Jokowi-Amin sebagai pemenang pilpres 2019 dengan raihan 85,6 juta suara (55,41%). Sementara Prabowo-Sandiaga memperoleh 68,65 juta suara (44,59%).


Namun bukan berarti drama sudah selesai, tirai panggung politik belum ditutup. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga telah menegaskan tidak mengakui keputusan KPU.


Oleh karena itu, esok hari dipastikan masih akan gaduh. Rencana aksi massa masih terjadwal, yang membuat polisi mengerahkan puluhan ribu personel keamanan.

Ya, situasi keamanan ini yang menjadi sorotan investor. Jika sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka bisa saja investor yang tidak nyaman memilih keluar.



Jadi, mari kita semua menjaga diri. Jangan sampai kepentingan politik praktis membuat kita mempertaruhkan kepentingan yang lebih besar yaitu bergeraknya roda perekonomian.


(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

 
(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular