
Newsletter
Selamat Datang di Pekan Demokrasi, Bung!
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
15 April 2019 05:53

Kabar gembira datang dari bursa saham New York. Pada perdagangan akhir pekan lalu, tiga indeks utama ditutup menguat signifikan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 1,03%, S%P 500 naik 0,66%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,46%.
Investor di Wall Street lega karena musim laporan keuangan (earnings season) dimulai dengan baik. Pada kuartal I-2019, JPMorgan Chase membukukan pendapatan US$ 29,85 miliar, naik 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan pendapatan di US$ 28,44 miliar.
Sementara pendapatan bersih tercatat US$ 9,18 miliar sehingga laba per saham (Earnings Per Share/EPS) berada di US$ 2,65. Lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2018 di mana pendapatan bersih adalah US$ 8,71 miilar dan EPS di angka US$ 2,37.
Laporan keuangan yang kinclong ini membuat saham JPMorgan melonjak 4,69%. Harga saham emiten ini mencapai titik tertinggi sejak 3 Desember 2018.
"Kinerja JPMorgan sangat penting karena bisnis mereka menyentuh berbagai aktivitas dalam perekonomian. Ini akan menjadi penentu bagi kinerja perusahaan lainnya," kata David Carter, Chief Investmen Officer di Lenox Wealth Advisors yang berbasis di New York, mengutip Reuters.
Emiten lain yang mendongkrak Wall Street adalah Walt Disney, yang harga sahamnya meroket 11,54%. Bahkan harga saham emiten Mickey Mouse ini menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Penyebab lonjakan saham Disney adalah pengumuman soal harga layanan video streaming, mainan baru mereka. Disney menawarkan harga US$ 6,99/bulan, lebih murah ketimbang paket yang ditawarkan Netflix yaitu US$ 8,99/bulan.
Perang tarif itu sepertinya membuat Netflix berada di pihak yang kalah. Akhir pekan lalu, saham Netflix ambrol 4,49%.
"Investor melihat tawaran Disney sangat menjanjikan. Angka yang ditawarkan Disney berada dalam posisi yang baik dalam pertarungan dengan Netflix untuk memperebutkan uang konsumen," ujar Clement Thibault, Analis di investing.com, mengutip Reuters.
Meski DJIA melompat pada perdagangan akhir pekan, tetapi tidak mampu menutup koreksi pada hari-hari sebelumnya sehingga secara mingguan indeks ini terkoreksi tipis 0,05%. Sedangkan S&P 500 dan Nasdaq bernasib lebih baik dengan mencatat penguatan masing-masing 0,51% dan 0,74%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Investor di Wall Street lega karena musim laporan keuangan (earnings season) dimulai dengan baik. Pada kuartal I-2019, JPMorgan Chase membukukan pendapatan US$ 29,85 miliar, naik 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan pendapatan di US$ 28,44 miliar.
Sementara pendapatan bersih tercatat US$ 9,18 miliar sehingga laba per saham (Earnings Per Share/EPS) berada di US$ 2,65. Lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2018 di mana pendapatan bersih adalah US$ 8,71 miilar dan EPS di angka US$ 2,37.
Laporan keuangan yang kinclong ini membuat saham JPMorgan melonjak 4,69%. Harga saham emiten ini mencapai titik tertinggi sejak 3 Desember 2018.
"Kinerja JPMorgan sangat penting karena bisnis mereka menyentuh berbagai aktivitas dalam perekonomian. Ini akan menjadi penentu bagi kinerja perusahaan lainnya," kata David Carter, Chief Investmen Officer di Lenox Wealth Advisors yang berbasis di New York, mengutip Reuters.
Emiten lain yang mendongkrak Wall Street adalah Walt Disney, yang harga sahamnya meroket 11,54%. Bahkan harga saham emiten Mickey Mouse ini menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah.
![]() |
Penyebab lonjakan saham Disney adalah pengumuman soal harga layanan video streaming, mainan baru mereka. Disney menawarkan harga US$ 6,99/bulan, lebih murah ketimbang paket yang ditawarkan Netflix yaitu US$ 8,99/bulan.
Perang tarif itu sepertinya membuat Netflix berada di pihak yang kalah. Akhir pekan lalu, saham Netflix ambrol 4,49%.
"Investor melihat tawaran Disney sangat menjanjikan. Angka yang ditawarkan Disney berada dalam posisi yang baik dalam pertarungan dengan Netflix untuk memperebutkan uang konsumen," ujar Clement Thibault, Analis di investing.com, mengutip Reuters.
Meski DJIA melompat pada perdagangan akhir pekan, tetapi tidak mampu menutup koreksi pada hari-hari sebelumnya sehingga secara mingguan indeks ini terkoreksi tipis 0,05%. Sedangkan S&P 500 dan Nasdaq bernasib lebih baik dengan mencatat penguatan masing-masing 0,51% dan 0,74%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular