Newsletter

Waduh! IMF Gloomy, AS-Eropa di Ambang Perang Dagang...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 April 2019 05:50
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sentimen ketiga, yang juga menimpa Wall Street, adalah risiko perang dagang AS-Uni Eropa. Pelaku pasar yang sempat lega karena perang dagang AS-China bisa berakhir dalam waktu dekat, kini harus kembali memasang mode siaga.

Bukan cuma Uni Eropa, Airbus pun tidak terima dengan rencana pengenaan bea masuk oleh AS. Menurut pihak Airbus, kebijakan tersebut tidak punya dasar hukum

“Angka US$ 11 miliar terlalu berlebihan. Jumlah itu seharusnya ditentukan oleh WTO, bukan AS. Uni Eropa bisa saja menerapkan pembalasan yang lebih berat,” tegas Rainer Ohler, Juru Bicara Airbus, mengutip Reuters.

Well, investor sepertinya memang harus bersiap untuk menghadapi kondisi terburuk. Sebab IMF juga memperingatkan bawah friksi dagang (di antara siapa pun) bisa semakin memperlambat laju perekonomian dunia. Sesuatu yang tentu tidak diinginkan.

Namun ada harapan dengan munculnya sentimen keempat. Uni Eropa disebut-sebut setuju untuk memberikan perpanjangan waktu bagi pelaksanaan Brexit. Sedianya Inggris akan keluar dari Uni Eropa pada 12 April, tetapi sepertinya mundur (lagi) karena belum ada kesepakatan antara Perdana Menteri Inggris Theresa May dengan parlemen.


Utusan dari negara-negara Uni Eropa berkumpul di Brussel untuk membahas nasib Brexit. Sejumlah anggota delegasi membisikkan kepada Reuters bahwa kemungkinan Uni Eropa akan memberi perpanjangan waktu sampai akhir Maret 2020.

“Inggris akan memfasilitasi kerja-kerja Uni Eropa dan tidak memperkeruh pencapaian tujuan Uni Eropa,” tulis draf kesepakatan Uni Eropa-Inggris, dikutip dari Reuters.

Namun sebenarnya kolom tanggal kapan Brexit terjadi masih kosong, belum diisi. Meski kemungkinan kolom itu diisi dengan tulisan Maret 2020, tetapi sepertinya PM May akan dihujani banyak pertanyaan kala bersidang dengan para pemimpin negara Uni Eropa pada 10 April waktu Brussel.

“Tidak ada yang berani mencabut steker pada 13 April. Namun sampai berapa lama? Prancis akan banyak bertanya pada pertemuan di Brussel nanti,” tegas salah seorang diplomat Uni Eropa, mengutip Reuters.

Apalagi Prancis sepertinya kurang setuju dengan perpanjangan waktu yang nyaris setahun tersebut. “Dalam hal perpanjangan waktu, setahun rasanya terlalu lama buat kami,” ujar seorang diplomat Prancis, mengutip Reuters.

Memang ada harapan bahwa Inggris masih punya waktu untuk bersiap meninggalkan Uni Eropa, itu sebuah perkembangan positif. Namun bisa jadi pasar juga lebih memilih menunggu keputusan pertemuan di Brussel. Ah, ruwet...



(BERLANJUT KE HALAMAN 5)



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular