
Newsletter
Hari Ini Masih Soal Resesi
Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 March 2019 05:23

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu kinerja Wall Street yang so-so saja. Bursa saham New York yang masih sangat hati-hati bisa membuat investor di pasar keuangan Asia menerapkan pendekatan yang sama.
Apalagi ada sentimen kedua yaitu yield obligasi pemerintah AS tenor 3 bulan dan 10 tahun yang mengalami inversi. Ini sudah berhasil menciptakan kecemasan di Wall Street, meski tidak berujung kepanikan seperti akhir pekan lalu.
Well, siapa yang tidak cemas kalau risiko yang dihadapi adalah resesi di AS. Semoga tidak terjadi.
Namun, kekhawatiran terhadap resesi menebal kala ada rilis data ekonomi terbaru. The Federal Reserve/The Fed Chicago melapotkan indeks aktivitas ekonomi nasional periode Februari sebesar -0,29%. Lebih parah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu -0,25, dan angka pada Februari menjadi yang terendah sejak Mei 2018.
Jadi jangan heran kalau pelaku pasar semakin mencemaskan soal resesi. Sekali lagi, semoga tidak terjadi.
Sentimen ketiga, masih terkait ancaman resesi AS, adalah perilaku investor yang masih cenderung bermain aman. Ini terlihat dari kenaikan harga emas yang terus berlanjut. Pada pukul 04:45 WIB, harga emas dunia berada di US$ 1.321,8/troy oz atau naik 0,66% dan menyentuh titik tertinggi sejak 26 Februari.
Ketika investor cenderung mencari selamat masing-masing di safe haven, apa kabar aset berisiko di negara berkembang seperti Indonesia? Tidak begitu baik. Oleh karena itu, IHSG dkk harus berhati-hati jika pelaku pasar masih terus bermain aman.
Sepertinya kabar soal resesi di AS masih akan mendominasi gerak pasar hari ini. Investor masih perlu ekstra waspada.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Apalagi ada sentimen kedua yaitu yield obligasi pemerintah AS tenor 3 bulan dan 10 tahun yang mengalami inversi. Ini sudah berhasil menciptakan kecemasan di Wall Street, meski tidak berujung kepanikan seperti akhir pekan lalu.
Well, siapa yang tidak cemas kalau risiko yang dihadapi adalah resesi di AS. Semoga tidak terjadi.
Namun, kekhawatiran terhadap resesi menebal kala ada rilis data ekonomi terbaru. The Federal Reserve/The Fed Chicago melapotkan indeks aktivitas ekonomi nasional periode Februari sebesar -0,29%. Lebih parah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu -0,25, dan angka pada Februari menjadi yang terendah sejak Mei 2018.
Jadi jangan heran kalau pelaku pasar semakin mencemaskan soal resesi. Sekali lagi, semoga tidak terjadi.
Sentimen ketiga, masih terkait ancaman resesi AS, adalah perilaku investor yang masih cenderung bermain aman. Ini terlihat dari kenaikan harga emas yang terus berlanjut. Pada pukul 04:45 WIB, harga emas dunia berada di US$ 1.321,8/troy oz atau naik 0,66% dan menyentuh titik tertinggi sejak 26 Februari.
Ketika investor cenderung mencari selamat masing-masing di safe haven, apa kabar aset berisiko di negara berkembang seperti Indonesia? Tidak begitu baik. Oleh karena itu, IHSG dkk harus berhati-hati jika pelaku pasar masih terus bermain aman.
Sepertinya kabar soal resesi di AS masih akan mendominasi gerak pasar hari ini. Investor masih perlu ekstra waspada.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Most Popular