
Newsletter
Kemarin Dibuai The Fed, Hari ini Dibangunkan Brexit
Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 March 2019 06:37

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan dari Wall Street yang positif. Sepertinya Wall Street bisa menjadi penyemangat bagi investor di pasar keuangan Asia untuk menyambut happy weekend.
Sentimen kedua adalah investor patut mencermati perkembangan seputar Brexit. Uni Eropa sudah menyelesaikan pertemuan di Brussel untuk menentukan nasib Brexit.
Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mengungkapkan bahwa 27 negara Uni Eropa sepakat untuk mengabulkan permintaan Inggris yang meminta perpanjangan waktu pelaksanaan Brexit. Seharusnya Brexit dieksekusi pada 29 Maret, yang tinggal menghitung hari.
Melalui cuitan di Twitter, Tusk menyebut bahwa 27 negara Uni Eropa secara aklamasi menyetujui perpanjangan waktu sampai 22 Mei, jika proposal Brexit disetujui oleh parlemen Inggris pekan depan. Jika tidak ada persetujuan dari parlemen pekan depan, extra time hanya berlaku sampai 12 April.
Jadi kalau sampai tidak ada restu dari parlemen pada pekan depan, maka Inggris punya waktu sebulan untuk bersiap menghadapi mimpi buruk yaitu keluar dari Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa alias No-Deal Brexit. Bahkan dalam cuitannya, Tusk menuliskan Uni Eropa akan melanjutkan persiapan seandainya No-Deal Brexit terjadi.
"Saya akan terus bekerja meyakinkan parlemen untuk menyetujui sebuah kesepakatan, sehingga kita bisa berpisah dengan tenang. Sedikit perpanjangan waktu akan memberi waktu kepada parlemen untuk menentukan pilihan terakhir," kata Perdana Menteri Inggris Theresa May, mengutip Reuters.
So, pekan depan akan menjadi momen yang menentukan masa depan Inggris. Andai parlemen belum juga meloloskan proposal Brexit yang disusun PM May bersama Uni Eropa, maka Inggris hanya punya waktu kurang dari sebulan yaitu sampai 12 April untuk mengepak koper dan pergi tanpa membawa oleh-oleh.
Setelah kemarin terbuai oleh hasil keputusan rapat The Fed, kini pelaku pasar harus kembali menginjak bumi dan menghadapi kenyataan bernama Brexit. Jomplang sekali...
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Sentimen kedua adalah investor patut mencermati perkembangan seputar Brexit. Uni Eropa sudah menyelesaikan pertemuan di Brussel untuk menentukan nasib Brexit.
Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mengungkapkan bahwa 27 negara Uni Eropa sepakat untuk mengabulkan permintaan Inggris yang meminta perpanjangan waktu pelaksanaan Brexit. Seharusnya Brexit dieksekusi pada 29 Maret, yang tinggal menghitung hari.
Melalui cuitan di Twitter, Tusk menyebut bahwa 27 negara Uni Eropa secara aklamasi menyetujui perpanjangan waktu sampai 22 Mei, jika proposal Brexit disetujui oleh parlemen Inggris pekan depan. Jika tidak ada persetujuan dari parlemen pekan depan, extra time hanya berlaku sampai 12 April.
Jadi kalau sampai tidak ada restu dari parlemen pada pekan depan, maka Inggris punya waktu sebulan untuk bersiap menghadapi mimpi buruk yaitu keluar dari Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa alias No-Deal Brexit. Bahkan dalam cuitannya, Tusk menuliskan Uni Eropa akan melanjutkan persiapan seandainya No-Deal Brexit terjadi.
"Saya akan terus bekerja meyakinkan parlemen untuk menyetujui sebuah kesepakatan, sehingga kita bisa berpisah dengan tenang. Sedikit perpanjangan waktu akan memberi waktu kepada parlemen untuk menentukan pilihan terakhir," kata Perdana Menteri Inggris Theresa May, mengutip Reuters.
So, pekan depan akan menjadi momen yang menentukan masa depan Inggris. Andai parlemen belum juga meloloskan proposal Brexit yang disusun PM May bersama Uni Eropa, maka Inggris hanya punya waktu kurang dari sebulan yaitu sampai 12 April untuk mengepak koper dan pergi tanpa membawa oleh-oleh.
Setelah kemarin terbuai oleh hasil keputusan rapat The Fed, kini pelaku pasar harus kembali menginjak bumi dan menghadapi kenyataan bernama Brexit. Jomplang sekali...
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular