
Newsletter
Yang di Washington Dovish, MH Thamrin Macam Mana?
Taufan Adharsyah & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 March 2019 05:45

Dari Wall Street, tiga indeks utama ditutup variatif tetapi cenderung melemah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,55%, S&P 500 terkoreksi 0,29%, sementara Nasdaq Composite mampu menguat tipis 0,06%.
Pelaku pasar sepertinya benar-benar menjalankan prinsip buy the rumour, sell the news. Setelah Wall Street berhari-hari menguat karena penantian investor terhadap rapat komite pengambil kebijakan The Federal Reserve/The Fed (Federal Open Market Committee), hasil rapat tersebut justru menjadi alasan jual. Meski hasilnya persis seperti ekspektasi.
Jerome 'Jay' Powell dan sejawat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di rentang 2,25-2,5% atau median 2,375% seperti perkiraan pasar. Tidak hanya itu, The Fed juga memangkas proyeksi kenaikan suku bunga untuk tahun ini.
Dalam dot plot (proyeksi arah suku bunga sampai jangka menengah) Desember 2018, The Fed masih memperkirakan suku bunga acuan sampai akhir 2019 berada di median 2,875%. Artinya, akan ada dua kali kenaikan pada tahun ini masing-masing 25 bps.
Namun pada dot plot terbaru edisi Maret 2019, proyeksi Federal Funds Rate pada akhir tahun ada di median 2,375% alias sama dengan saat ini. Artinya, sampai akhir tahun kemungkinan besar tidak akan ada kenaikan suku bunga acuan.
Ini menjadi tahun pertama sejak 2015 The Fed tidak menaikkan suku bunga acuan. Menurut Powell, sekarang memang saat yang tepat untuk bersabar.
"Mungkin perlu waktu untuk melihat bagaimana kondisi ketenagakerjaan dan inflasi bisa mempengaruhi perubahan kebijakan moneter. Kami akan bersabar, artinya tidak perlu buru-buru untuk mengambil keputusan," kata Powell dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.
Menurut pembacaan The Fed, kondisi pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam tetap kuat dan angka pengangguran terjaga rendah. Sementara laju inflasi yang diukur dari Core Personal Consumption Expenditure (Core PCE) stabil mendekati target 2%.
Namun The Fed juga melihat bahwa pertumbuhan ekonomi melambat setelah mencapai puncaknya pada 2018. Sejumlah indikator juga menyebutkan ada perlambatan konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha. Oleh karena itu, The Fed memutuskan bahwa perlu sedikit mengendurkan ikat pinggang.
"Dengan perkembangan ekonomi global dan laju domestik yang rendah, maka Komite akan bersabar untuk kemudian melihat bagaimana langkah penyesuaian ke depan," sebut pernyataan tertulis The Fed.
Selain suku bunga, The Fed juga akan mengurangi laju pengurangan neraca mereka. Sejak akhir 2017, The Fed rajin melepas kepemilikan obligasi untuk mengurangi neraca yang gemuk akibat program quantitative easing. Setiap bulannya, The Fed mengurangi sekitar US$ 50 miliar kepemilikan obligasi mereka yang mencapai sekira US$ 4 triliun.
Mulai Mei mendatang, The Fed akan memperlambat laju pengurangan neraca dan berencana menghentikannya pada September. Artinya The Fed akan berhenti menyedot likuiditas dari pasar.
Ditambah dengan tidak adanya kenaikan suku bunga, maka bisa dibilang siklus pengetatan moneter akan segera resmi berakhir. Ucapkan selamat tinggal kepada era normalisasi kebijakan moneter.
Sebenarnya semua kejadian ini sama seperti ekspektasi pasar. Namun ya itu tadi, begitu sesuatu sudah terjadi dan ternyata sesuai dengan perkiraan, sekarang waktunya untuk jualan. Buy the rumour and sell the news.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pelaku pasar sepertinya benar-benar menjalankan prinsip buy the rumour, sell the news. Setelah Wall Street berhari-hari menguat karena penantian investor terhadap rapat komite pengambil kebijakan The Federal Reserve/The Fed (Federal Open Market Committee), hasil rapat tersebut justru menjadi alasan jual. Meski hasilnya persis seperti ekspektasi.
Jerome 'Jay' Powell dan sejawat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di rentang 2,25-2,5% atau median 2,375% seperti perkiraan pasar. Tidak hanya itu, The Fed juga memangkas proyeksi kenaikan suku bunga untuk tahun ini.
Dalam dot plot (proyeksi arah suku bunga sampai jangka menengah) Desember 2018, The Fed masih memperkirakan suku bunga acuan sampai akhir 2019 berada di median 2,875%. Artinya, akan ada dua kali kenaikan pada tahun ini masing-masing 25 bps.
Namun pada dot plot terbaru edisi Maret 2019, proyeksi Federal Funds Rate pada akhir tahun ada di median 2,375% alias sama dengan saat ini. Artinya, sampai akhir tahun kemungkinan besar tidak akan ada kenaikan suku bunga acuan.
![]() |
Ini menjadi tahun pertama sejak 2015 The Fed tidak menaikkan suku bunga acuan. Menurut Powell, sekarang memang saat yang tepat untuk bersabar.
"Mungkin perlu waktu untuk melihat bagaimana kondisi ketenagakerjaan dan inflasi bisa mempengaruhi perubahan kebijakan moneter. Kami akan bersabar, artinya tidak perlu buru-buru untuk mengambil keputusan," kata Powell dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.
Menurut pembacaan The Fed, kondisi pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam tetap kuat dan angka pengangguran terjaga rendah. Sementara laju inflasi yang diukur dari Core Personal Consumption Expenditure (Core PCE) stabil mendekati target 2%.
Namun The Fed juga melihat bahwa pertumbuhan ekonomi melambat setelah mencapai puncaknya pada 2018. Sejumlah indikator juga menyebutkan ada perlambatan konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha. Oleh karena itu, The Fed memutuskan bahwa perlu sedikit mengendurkan ikat pinggang.
"Dengan perkembangan ekonomi global dan laju domestik yang rendah, maka Komite akan bersabar untuk kemudian melihat bagaimana langkah penyesuaian ke depan," sebut pernyataan tertulis The Fed.
Selain suku bunga, The Fed juga akan mengurangi laju pengurangan neraca mereka. Sejak akhir 2017, The Fed rajin melepas kepemilikan obligasi untuk mengurangi neraca yang gemuk akibat program quantitative easing. Setiap bulannya, The Fed mengurangi sekitar US$ 50 miliar kepemilikan obligasi mereka yang mencapai sekira US$ 4 triliun.
Mulai Mei mendatang, The Fed akan memperlambat laju pengurangan neraca dan berencana menghentikannya pada September. Artinya The Fed akan berhenti menyedot likuiditas dari pasar.
Ditambah dengan tidak adanya kenaikan suku bunga, maka bisa dibilang siklus pengetatan moneter akan segera resmi berakhir. Ucapkan selamat tinggal kepada era normalisasi kebijakan moneter.
Sebenarnya semua kejadian ini sama seperti ekspektasi pasar. Namun ya itu tadi, begitu sesuatu sudah terjadi dan ternyata sesuai dengan perkiraan, sekarang waktunya untuk jualan. Buy the rumour and sell the news.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular