
Newsletter
Pantau Isu Hubungan AS-China dan Brexit, Agak Mengkhawatikan
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
20 March 2019 07:15

Dari Wall Street, tiga indeks utama ditutup variatif dalam rentang terbatas. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,1%, S&P 500 terkoreksi 0,01%, tetapi Nasdaq Composite masih mampu menguat 0,12%.
Ada dua sentimen yang bertubrukan sehingga bursa saham New York berakhir penuh kegalauan seperti itu. Pertama adalah sentimen positif seperti yang sudah disinggung sebelumnya yaitu The Fed yang diperkirakan semakin dovish. Saham adalah instrumen yang bekerja optimal dalam lingkungan suku bunga rendah, sehingga sikap (stance) The Fed yang semakin kalem menguntungkan bagi pasar ekuitas.
Namun ada sentimen kedua yaitu hubungan AS-China terkait prospek damai dagang. Bloomberg melaporkan, seperti dikutip dari Reuters, sejumlah pejabat di Washington cemas bahwa kemungkinan Beijing enggan memenuhi permintaan AS.
Tidak disebutkan permintaan seperti apa yang mungkin ditolak, tetapi beberapa hal yang dituntut AS adalah penghormatan terhadap hak atas kekayaan intelektual, penghapusan kewajiban transfer teknologi bagi investasi asing di China, nilai tukar yuan yang lebih mencerminkan fundamental dan mekanisme pasar, atau penghapusan subsidi di berbagai sendi perekonomian Negeri Tirai Bambu. Mungkin saja salah satu atau lebih dari satu di antaranya dianggap memberatkan oleh China.
"China mungkin mundur lagi dalam beberapa hal yang disepakati dalam dialog dagang. Kemudian pasar juga sedang menantikan pengumuman dari The Fed," ujar Bucky Hellwig, Senior Vice President di BB&T Wealth Management yang berbasis di Alabama, mengutip Reuters.
Dua sentimen itu menjadi warna yang dominan mempengaruhi pergerakan Wall Street. Sepertinya keduanya sama kuat, sehingga hasilnya 'seri'. Wall Street bergerak dalam rentang yang tipis cenderung flat.
Faktor lain yang menjadi pemberat langkah Wall Street adalah rilis data terbaru di AS. pemesanan pabrik (factory orders) di Negeri Paman Sam pada Januari hanya tumbuh 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan kenaikan 0,3%.
Kenaikan pemesanan pabrik yang tidak sesuai dengan ekspektasi menandakan perekonomian AS semakin menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Ekspansi dunia usaha sepertinya mulai terbatas.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Ada dua sentimen yang bertubrukan sehingga bursa saham New York berakhir penuh kegalauan seperti itu. Pertama adalah sentimen positif seperti yang sudah disinggung sebelumnya yaitu The Fed yang diperkirakan semakin dovish. Saham adalah instrumen yang bekerja optimal dalam lingkungan suku bunga rendah, sehingga sikap (stance) The Fed yang semakin kalem menguntungkan bagi pasar ekuitas.
Namun ada sentimen kedua yaitu hubungan AS-China terkait prospek damai dagang. Bloomberg melaporkan, seperti dikutip dari Reuters, sejumlah pejabat di Washington cemas bahwa kemungkinan Beijing enggan memenuhi permintaan AS.
Tidak disebutkan permintaan seperti apa yang mungkin ditolak, tetapi beberapa hal yang dituntut AS adalah penghormatan terhadap hak atas kekayaan intelektual, penghapusan kewajiban transfer teknologi bagi investasi asing di China, nilai tukar yuan yang lebih mencerminkan fundamental dan mekanisme pasar, atau penghapusan subsidi di berbagai sendi perekonomian Negeri Tirai Bambu. Mungkin saja salah satu atau lebih dari satu di antaranya dianggap memberatkan oleh China.
"China mungkin mundur lagi dalam beberapa hal yang disepakati dalam dialog dagang. Kemudian pasar juga sedang menantikan pengumuman dari The Fed," ujar Bucky Hellwig, Senior Vice President di BB&T Wealth Management yang berbasis di Alabama, mengutip Reuters.
Dua sentimen itu menjadi warna yang dominan mempengaruhi pergerakan Wall Street. Sepertinya keduanya sama kuat, sehingga hasilnya 'seri'. Wall Street bergerak dalam rentang yang tipis cenderung flat.
Faktor lain yang menjadi pemberat langkah Wall Street adalah rilis data terbaru di AS. pemesanan pabrik (factory orders) di Negeri Paman Sam pada Januari hanya tumbuh 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan kenaikan 0,3%.
Kenaikan pemesanan pabrik yang tidak sesuai dengan ekspektasi menandakan perekonomian AS semakin menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Ekspansi dunia usaha sepertinya mulai terbatas.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular