Newsletter

Pantau Terus Dolar AS, Takutnya Masih 'Galak'

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
11 March 2019 06:04
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Ilustrasi Perdagangan Saham (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu dari Wall Street yang merah pada akhir pekan dan sepanjang pekan lalu. Bisa-bisa mood investor di Asia sudah jelek duluan saat melihat Wall Street yang seperti ini. 

Sentimen kedua adalah nilai tukar dolar AS yang belum berhenti menguat. Pada pukul 05:27 WIB, Dollar Index masih menguat 0,1%. 

Data ketenagakerjaan Negeri Adidaya yang ditanggapi sebagai mixed oleh bursa saham ternyata bisa menjadi pendorong berlanjutnya penguatan dolar AS. Sebab, meski pembukaan lapangan kerja terbatas tetapi pasar tenaga kerja AS masih kuat jika melihat data-data yang lebih rinci. 

Angka pengangguran yang sebesar 3,8% menjadi yang terendah sejak November 2018. Kemudian tingkat pengangguran secara luas, yang memasukkan orang-orang yang ingin bekerja tetapi putus asa mencari pekerjaan dan orang-orang yang bekerja paruh waktu karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan penuh waktu, berada di angka 7,3%. Ini menjadi angka terendah sejak Maret 2001. 

Sementara kenaikan upah per jam pada Februari adalah 3,4% year-on-year (YoY). Ini menjadi kenaikan tertinggi sejak April 2009. 

Lalu biaya tenaga kerja yang ditanggung oleh dunia usaha juga rendah. Pada 2018, biaya tenaga kerja hanya naik 1,4%, kenaikan terkecil sejak 2016. 

Jadi, sebenarnya pasar tenaga kerja AS masih solid dan mencerminkan perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu, jangan mengesampingkan potensi kenaikan suku bunga acuan. The Federal Reserves/The Fed tidak akan tinggal diam jika kondisi ketenagakerjaan membaik dan perekonomian tumbuh tinggi, yang menyebabkan tekanan inflasi. 

Ditopang oleh masih adanya harapan kenaikan Federal Funds Rate, dolar AS pun di atas angin. Pasalnya para pesaingnya seperti ECB dan Bank of Japan (BoJ) masih berkutat dengan kebijakan moneter longgar dan pemberian stimulus. Kenaikan suku bunga belum ada dalam pikiran mereka, masih amat sangat jauh sekali banget. Dolar AS yang tanpa lawan ini membuatnya menguat agak semena-mena. 

Nasib rupiah pun kembali samar-samar. Setelah pekan lalu tertindas, bisa jadi mata uang Tanah Air kembali teraniaya jika dolar AS masih terus digdaya. 

Namun rupiah punya keunggulan, yaitu pelemahannya yang sudah cukup dalam. Ini membuat rupiah menjadi murah, sehingga menarik minat investor untuk mengoleksinya. 

Kemudian sentimen ketiga bisa jadi positif bagi pasar keuangan Asia, karena hawa damai dagang AS-China yang masih terpelihara. Beijing menegaskan pihaknya bekerja siang dan malam demi terciptanya kesepakatan dagang dengan AS. Bahkan China sudah mulai bicara soal menghapus pengenaan bea masuk. 

"Bea masuk menurunkan kepercayaan investor dan membuat korporasi menunda investasinya. Sekarang, kedua pihak bekerja keras untuk mencapai kesepakatan. Semua itu bertujuan untuk menghapus bea masuk sehingga perdagangan AS-China menjadi normal kembali," jelas Wang Shouwen, Wakil Menteri Perdagangan China, mengutip Reuters.

 China pun berupaya untuk memenuhi keingingan AS, salah satunya adalah reformasi kebijakan subsidi. Xiao Yaqing, Kepala Komisi Administrasi dan Pengawasan Aset Negara China, menyatakan Beijing sedang membereskan isu ini. 

"Bisa dibilang China tidak memiliki regulasi yang secara spesifik mengatur subsidi bagi perusahaan milik negara. Oleh karena itu, China sedang membersihkan dan menyusun standar untuk berbagai subsidi," ungkap Xiao, dikutip dari Reuters. 

Sejauh ini, pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping di resor golf Mar-a-Lago (Florida) masih terjadwal. Pertemuan tersebut paling cepat terjadi pada tengah bulan ini. 

Asa damai dagang AS-China yang masih terjaga bisa menciptakan optimisme di pasar keuangan Asia. semoga sentimen ini cukup kuat untuk mengangkat IHSG, rupiah, dan pasar obligasi pemerintah. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular