Newsletter

Tema Hari Ini: ECB, ECB, dan ECB

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
08 March 2019 05:47
Investor Pilih Dolar AS, Wall Street Kena Tekanan Jual
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Dari Wall Street, tiga indeks utama mengalami koreksi yang cukup signifikan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,78%, S&P 500 melemah 0,81%, dan Nasdaq Composite anjlok 1,13%. 

Koreksi di bursa saham New York terjadi seiring keperkasaan dolar AS. Pada pukul 04:35 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat sampai 0,8%. 

Dolar AS perkasa karena ekspektasi investor terhadap hasil rapat ECB menjadi kenyataan. ECB menahan suku bunga acuan di angka 0% dan bahkan kemungkinan tidak ada kenaikan hingga akhir tahun. 

"Kami memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan. Kami juga memperkirakan suku bunga acuan tidak berubah setidaknya sampai akhir 2019 dan bahkan selama yang dibutuhkan untuk memastikan inflasi berada di kisaran 2% dalam jangka menengah," papar Draghi dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters. 

Perkiraan pasar soal ECB yang mencemaskan perekonomian Eropa yang bakal lebih suram pun menjadi kenyataan. ECB memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Zona Euro untuk 2019 dari 1,7% menjadi 1,1%. Sementara perkiraan pertumbuhan ekonomi 2020 juga diturunkan dari 1,7% menjadi 1,6%. 

Menurut Draghi, keputusan bank sentral mempertahankan suku bunga memang akan membuat perekonomian Eropa lebih stabil. Namun bukan berarti imun dari perkembangan negatif eksternal seperti proteksionisme dagang dan Brexit. 

ECB juga terlihat semakin berpihak ke kebijakan longgar dengan menawarkan fasilitas pinjaman lunak kepada perbankan untuk mendorong penyaluran kredit. Fasilitas itu bernama Targetted Longer-Term Refinancing Operations (TLTRO) jilid III. 

Melalui faslitas TLTRO, ECB menyuntikkan likuiditas kepada bank yang memberikan kredit kepada sektor riil. Untuk TLTRO jiid I dan II yang diterapkan pada 2016 dan 2017, ECB memberikan suntikan likuiditas dengan total EUR 739 miliar. 

"Saat berada di ruangan gelap, Anda bergerak dengan langkah kecil. Anda mungkin tidak lari, tetapi setidaknya Anda bergerak. Jadi, kami hari ini tidak behind the curve," tegas Draghi. 

ECB yang semakin 'jinak' ini membuat euro tertekan. Pada pukul 04:58 WIB, euro melemah 1% di hadapan dolar AS. 

Keputusan ECB memang membuat investor menjadikan dolar AS menjadi pilihan utama. Ya itu tadi, bagaimanapun dolar AS lebih diuntungkan karena The Fed masih mungkin menaikkan suku bunga acuan tahun ini, meski cuma sekali. 

Saat arus modal terkonsentrasi ke dolar AS, instrumen lain kekurangan peminat bahkan mengalami tekanan jual. Ini yang terjadi di Wall Street, di mana volume transaksi hari ini mencapai 7,8 miliar unit saham atau di atas rata-rata 20 hari terakhir yaitu 7,4 miliar unit saham. Namun yang ramai bukan aksi borong, tetapi aksi jual. 

"AS masih menjadi satu-satunya kuda yang menarik kereta perekonomian dunia. Kabar dari ECB memberikan konfirmasi bahwa Eropa belum bisa banyak membantu," ujar Chuck Carson, CEO Horizon Investment Services yang berbasis di Indiana, dikutip dari Reuters. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular