Newsletter

Ekonomi Global Kian Gloomy

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 March 2019 05:55
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Namun, ada sentimen ketiga yang menjadi harapan bagi pasar keuangan Asia (termasuk Indonesia) karena kemungkinan dolar AS melemah hari ini. Pertumbuhan ekonomi AS yang melambat plus klaim tunjangan pengangguran yang meningkat tentu akan menjadi masukan bagi The Federal Reserves/The Fed dalam menentukan arah kebijakan suku bunga.

Sepertinya ruang bagi kenaikan suku bunga acuan semakin kecil, karena perekonomian AS masih bermasalah. Apalagi Richard Clarida, Wakil Gubernur The Fed, menegaskan bahwa setiap keputusan Bank Sentral AS haruslah berdasarkan data. Melihat data-data yang ada sekarang, sepetinya kata sabar masih akan mendominasi pernyataan para pejabat The Fed. 

"Kita harus menyeimbangkan antara proyeksi ke depan dengan kemungkinan bahwa model yang kita gunakan mungkin ada kesalahan. Dengan inflasi yang masih rendah dan stabilnya ekspektasi inflasi, maka saya meyakini kami masih bisa bersabar sembari menanti berbagai data yang akan masuk," papar Clarida, mengutip Reuters. 

Jika benar nanti dolar AS melemah, maka situasi ini bisa dimanfaatkan oleh rupiah cs di Asia untuk berbalik menguat. Penguatan rupiah juga bisa menunjang aset-aset berbasis mata uang ini seperti saham atau Surat Berharga Negara (SBN). 

Sentimen keempat, kali ini dari dalam negeri, adalah rilis data inflasi Februari 2019. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan secara bulanan (month-to-month/MtM) terjadi deflasi tipis 0,05%. Kemudian secara tahunan diramal ada inflasi 2,62% dan inflasi inti tahunan diperkirakan 3,055%. 


Menariknya, laju inflasi 2,62% (bila kejadian) akan menjadi yang paling lambat sejak November 2009. Nyaris 10 tahun lalu. 

Ini bisa menjadi sentimen positif di pasar. Indonesia bukan negara maju seperti Eropa atau Jepang yang mendambakan inflasi. Sebagai negara berkembang, inflasi sudah menjadi khittah Indonesia sehingga yang paling penting adalah menjaga inflasi tetap rendah dan stabil. 

Dalam beberapa tahun terakhir, inflasi sudah relatif rendah dan stabil di kisaran 3% bahkan kini sudah di bawah itu. Artinya ada aktivitas ekonomi yang sehat di mana dunia usaha masih bisa menaikkan harga tetapi tidak terlalu tinggi sehingga beban di konsumen pun tidak signifikan. 

Inflasi yang rendah dan stabil juga positif bagi mata uang. Nilai mata uang bisa lebih stabil karena tidak terlalu tergerus oleh inflasi. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 5)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular