
Newsletter
Mari Sambut MoU, Eh, Kesepakatan Dagang AS-China
Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 February 2019 05:51

Tidak hanya Asia, Wall Street pun ceria dengan warna hijau. Pada perdagangan akhir pekan lalu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,7%, S&P 500 menguat 0,64%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,91%.
Hawa damai dagang AS-China semakin terasa kala Trump mengundang delegasi AS dan China ke Gedung Putih. Eks pembawa acara reality show The Apprentice itu kembali menegaskan bahwa kesepakatan dagang AS-China sangat mungkin terwujud.
Hawa damai dagang AS-China semakin terasa kala Trump mengundang delegasi AS dan China ke Gedung Putih. Eks pembawa acara reality show The Apprentice itu kembali menegaskan bahwa kesepakatan dagang AS-China sangat mungkin terwujud.
"Saya rasa kedua pihak (AS dan China) merasa bahwa ada peluang yang besar untuk mencapai kesepakatan," ujarnya, dikutip dari Reuters.
Liu He, Wakil Perdana Menteri China yang juga menjadi pimpinan delegasi dari Beijing, juga menebar optimisme. Dia menyebutkan, China akan berusaha sekuat tenaga agar bisa mencapai kesepakatan dagang dengan Negeri Paman Sam.
"Ada kemajuan yang sangat besar. Dari sisi China, kami pun meyakini bahwa (kesepakatan) akan terjadi. China akan berupaya semaksimal mungkin," tuturnya di Gedung Putih, mengutip Reuters.
Oleh karena itu, Trump kembali menyatakan komitmennya untuk memberi extra time untuk 'gencatan senjata'. Bahkan Trump mengungkapkan dirinya akan mengundang Presiden Xi ke Florida untuk mengesahkan kesepakatan damai dagang.
"Saya mungkin akan bertemu dengan Presiden Xi bulan depan," ujarnya, mengutip Reuters.
Namun memang ada sedikit drama kala Trump dan delegasi AS-China bertemu di Gedung Putih. Trump tidak sepakat dengan penggunaan kata MoU, karena menurutnya MoU adalah sesuatu yang bersifat jangka pendek.
"Saya tidak suka MoU karena itu tidak berarti apa-apa. Saya rasa kita harus langsung ke dokumennya saja. Saya tidak pernah suka dengan MoU," tegasnya.
Robert Lighthizer, Kepala Perwakilan Dagang AS yang juga pimpinan delegasi Washington, mencoba menjelaskan bahwa MoU adalah sebuah kontrak yang lumrah dalam setiap perjanjian dagang. Ini hanya soal istilah, bukan soal esensi.
"MoU adalah kontrak, ini cara yang biasanya digunakan dalam setiap kesepakatan dagang. MoU juga sebuah perjanjian yang mengikat antara dua pihak. Ini hanya istilah legal, sebuah kontrak," katanya.
Akan tetapi, sang bos tetap tidak berkenan. Dia berkeras bahwa menurutnya MoU bukan sebuah perjanjian final.
"Ngomong-ngomong, saya tetap tidak setuju. Menurut saya, MoU adalah sebuah kontrak untuk menuju apa yang kita inginkan. Saya mengasumsikan kita menggunakan MoU untuk menuju kesepakatan yang bersifat final. Saya rasa kontrak final itu yang kita inginkan, Bob," papar Trump.
Lighthizer mengalah dan memutuskan untuk tidak lagi menggunakan istilah MoU. "Mulai sekarang kita tidak lagi menggunakan kata MoU, kita pakai istilah kesepakatan dagang. Setuju?" katanya.
"Oke," kata Liu yang duduk di sebelah Lighthizer.
"Kita sepakati bahwa ini adalah kesepakatan dagang antara AS dan China," kata Lighthizer kepada Trump.
"Bagus. Saya lebih menyukainya," tegas Trump.
Drama kecil-kecilan ini tidak menjadi sentimen negatif yang membuat pelaku pasar cemas. Justru drama ini menjadi semacam 'bumbu penyedap' yang menunjukkan kemesraan hubungan AS-China.
Penguatan Wall Street pada akhir pekan lalu menggenapi performa positif secara mingguan. Selama pekan lalu, DJIA naik 0,77%, S&P 500 bertambah 0,61%, dan Nasdaq terangkat 0,78%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Liu He, Wakil Perdana Menteri China yang juga menjadi pimpinan delegasi dari Beijing, juga menebar optimisme. Dia menyebutkan, China akan berusaha sekuat tenaga agar bisa mencapai kesepakatan dagang dengan Negeri Paman Sam.
"Ada kemajuan yang sangat besar. Dari sisi China, kami pun meyakini bahwa (kesepakatan) akan terjadi. China akan berupaya semaksimal mungkin," tuturnya di Gedung Putih, mengutip Reuters.
Oleh karena itu, Trump kembali menyatakan komitmennya untuk memberi extra time untuk 'gencatan senjata'. Bahkan Trump mengungkapkan dirinya akan mengundang Presiden Xi ke Florida untuk mengesahkan kesepakatan damai dagang.
"Saya mungkin akan bertemu dengan Presiden Xi bulan depan," ujarnya, mengutip Reuters.
Namun memang ada sedikit drama kala Trump dan delegasi AS-China bertemu di Gedung Putih. Trump tidak sepakat dengan penggunaan kata MoU, karena menurutnya MoU adalah sesuatu yang bersifat jangka pendek.
"Saya tidak suka MoU karena itu tidak berarti apa-apa. Saya rasa kita harus langsung ke dokumennya saja. Saya tidak pernah suka dengan MoU," tegasnya.
Robert Lighthizer, Kepala Perwakilan Dagang AS yang juga pimpinan delegasi Washington, mencoba menjelaskan bahwa MoU adalah sebuah kontrak yang lumrah dalam setiap perjanjian dagang. Ini hanya soal istilah, bukan soal esensi.
"MoU adalah kontrak, ini cara yang biasanya digunakan dalam setiap kesepakatan dagang. MoU juga sebuah perjanjian yang mengikat antara dua pihak. Ini hanya istilah legal, sebuah kontrak," katanya.
Akan tetapi, sang bos tetap tidak berkenan. Dia berkeras bahwa menurutnya MoU bukan sebuah perjanjian final.
"Ngomong-ngomong, saya tetap tidak setuju. Menurut saya, MoU adalah sebuah kontrak untuk menuju apa yang kita inginkan. Saya mengasumsikan kita menggunakan MoU untuk menuju kesepakatan yang bersifat final. Saya rasa kontrak final itu yang kita inginkan, Bob," papar Trump.
Lighthizer mengalah dan memutuskan untuk tidak lagi menggunakan istilah MoU. "Mulai sekarang kita tidak lagi menggunakan kata MoU, kita pakai istilah kesepakatan dagang. Setuju?" katanya.
"Oke," kata Liu yang duduk di sebelah Lighthizer.
"Kita sepakati bahwa ini adalah kesepakatan dagang antara AS dan China," kata Lighthizer kepada Trump.
"Bagus. Saya lebih menyukainya," tegas Trump.
Drama kecil-kecilan ini tidak menjadi sentimen negatif yang membuat pelaku pasar cemas. Justru drama ini menjadi semacam 'bumbu penyedap' yang menunjukkan kemesraan hubungan AS-China.
Penguatan Wall Street pada akhir pekan lalu menggenapi performa positif secara mingguan. Selama pekan lalu, DJIA naik 0,77%, S&P 500 bertambah 0,61%, dan Nasdaq terangkat 0,78%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular