Newsletter

Cermati 'Suasana Kebatinan' di Washington

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
20 February 2019 05:30
Saham Freeport Melonjak, Wall Street Menguat
Bursa Saham New York (AP Photo/Richard Drew))
Seperti halnya bursa saham Asia, Wall Street pun bergerak terbatas pada perdagangan perdana pekan ini. Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat tipis 0,03%, S&P 500 menguat 0,15%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,19%. 

Perundingan dagang AS-China memberi harapan kepada bursa saham New York. Optimisme masih merebak sehingga menjaga Wall Street tetap di jalur hijau. 

"Kita semua tentu berharap kedua pihak akan mencapai kesepakatan yang komprehensif, tegas, signifikan, dan jangka panjang. Ini yang akan menjadi tantangan," tutur Myron Brilliant, Wakil Presiden Eksekutif Kamar Dagang AS, mengutip Reuters. 

Namun optimisme yang ada masih kalah dibandingkan sikap wait and see. Ya, sepertinya investor masih lebih banyak yang memilih menunggu perkembangan perundingan Washington-Beijing sebelum mengambil langkah selanjutnya. 

Selain itu, faktor yang menjaga Wall Street tetap positif adalah kinerja emiten. Harga saham Walmart melonjak 2,21% menyusul laporan keuangan yang memuaskan. 

Pada yang berakhir 31 Januari 2019, Walmart membukukan penjualan ciamik didorong oleh musim liburan. Akibatnya, laba per saham (Earnings per Share/EPS) tercatat US$ 1,41 atau di atas konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv yaitu US$ 1,33. 

Untuk tahun fiskal 2020, Walmart memperkirakan total penjualan tumbuh 1,9% menjadi US$ 138,8 miliar, di atas konsensus pasar yaitu US$ 138,65 miliar. Peritel raksasa ini melihat konsumsi di Negeri Paman Sam masih kuat. 

"Kami masih menaruh kepercayaan kepada konsumen. Tidak banyak perubahan, data-data ekonomi masih cukup sehat," kata Brett Biggs, Chief Finansial Officer Walmart, mengutip Reuters. 

Saham Freeport McMoran juga menjadi salah satu penopang penguatan Wall Street. Harga saham Freeport melesat 6,59% setelah Citigroup menaikkan rekomendasi dari 'netral' menjadi 'beli'.  

Menurut Citi, harga tembaga dunia berpotensi naik karena inventori yang turun ke titik terendah dalam 10 tahun. Selain itu, permintaan dari China juga diperkirakan masih tumbuh. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular