Newsletter

Harpitnas Boleh, Lengah Jangan

Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 February 2019 05:50
Akhir Pekan, Wall Street Galau
Ilustrasi Bursa Saham New York (AP Photo/Richard Drew))
Dari Wall Street, tiga indeks utama menguat tajam pada pekan lalu. Secara mingguan, Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 1,3%, S&P 500 melejit 1,6%, dan Nasdaq Composite melambung 1,4%. 

Sementara pada perdagangan akhir pekan lalu, DJIA naik 0,26%, S&P 500 menguat tipis 0,09%, tetapi Nasdaq melemah 0,25%. Laju bursa saham New York agak terbeban karena proyeksi kinerja Amazon yang kurang menggembirakan. 

Pada kuartal IV-2018, sebenarnya kinerja Amazon masih ciamik dengan membukukan penjualan bersih US$ 72,38 miliar. Cukup jauh di atas konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv yaitu US$ 71,87 miliar. Tingginya penjualan kala Black Friday menjadi penyebab performa yang baik ini. 

Namun pada kuartal I-2019, situasinya akan berbeda dengan penjualan bersih diperkirakan di kisaran US$ 56-60 miliar. Di bawah konsensus pasar yang memperkirakan di US$ 60,77 miliar. 

Proyeksi tersebut menyebabkan saham Amazon dilanda aksi jual. Kala penutupan pasar, harga saham Amazon anjlok 5,38%. 

Penurunan saham Amazon menyeret saham-saham peritel lainnya ke zona merah. Saham Walmart ambrol 2,06%, Costco amblas 2,03%, dan Target terperosok 2,51%. 

Meski demikian, DJIA dan S&P 500 masih mampu bertahan di zona hijau karena rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan. Akhir pekan lalu, Kementerian Ketenagakerjaan AS mengumumkan penciptaan lapangan kerja pada Januari 2019 adalah 304.000. Lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan tambahan 165.000. 

"Laporan ini menyebutkan bahwa orang-orang kembali bekerja. Konsumen harus kuat, dan jika konsumen memiliki pekerjaan maka mereka akan tetap kuat," tutur Tom Martin, Senior Portfolio Manager di GlobalAlt Investment yang berbasis di Atlanta, mengutip Reuters. 

Data ini memperkuat rilis sebelumnya yaitu Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur versi ISM yang melompat dari 54,3 pada Desember 2018 menjadi 56,6 pada Januari 2019. Artinya, ada harapan bahwa kinerja ekonomi AS masih akan kuat meski ada perlambatan. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular