
Newsletter
Hore, Pemerintahan AS Sudah Buka Lagi!
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
28 January 2019 05:19

Sentimen keempat, pelaku pasar perlu mewaspadai perkembangan di Venezuela. Setelah AS tidak mengakui pemerintahan Presiden Nicolas Maduro (dan memandang pemimpin opsisi Juan Guaido sebagai kepala negara yang sah), Negeri Adidaya juga meminta negara-negara lain untuk mengikuti jejaknya.
Dalam Sidang Dewan Keamanan PBB, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan bahwa eksperimen sosialis a la Maduro telah membawa kesengsaraan bagi rakyat Venezuela. Oleh karena itu, sudah saatnya dunia memilih pihak yang lebih baik.
"Sekarang saatnya negara-negara untuk memilih berpihak ke sisi mana. Apakah Anda berpihak kepada kebebasan, atau satu tempat dengan Maduro dan kekacauannya. Kita semua di Dewan Keamanan PBB bisa mendukung transisi demokrasi Venezuela yang dipimpin oleh Presiden Interim Guaido," tegas Pompeo, mengutip Reuters.
Negara-negara Eropa mulai menunjukkan tekanan kepada Maduro dan memberi angin ke Guaido. Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol memberi waktu 8 hari bagi Maduro untuk menggelar pemilu. Jika tidak, maka Guaido akan diakui sebagai presiden.
"Pemerintah Spanyol memberi Presiden Nicolas Maduro waktu 8 hari untuk menyelenggarakan pemilu yang bebas, transparan, dan demokratis. Jika itu tidak terjadi, maka Spanyol akan mengakui Juan Guaido sebagai presiden interim," sebut Perdana Menteri Spanyol Pedro Sachez.
"Kecuali ada pemilu dalam 8 hari, kami akan mengakui @jguaido sebagai pelaksana tugas Presiden Venezuela," cuit Presiden Prancis Manuel Macron melalui Twitter.
Venezuela dan Rusia menjadi pihak yang berseberangan dengan AS dan sekutunya. Dua negara itu menuding AS telah mensponsori kudeta.
"Ini adalah upaya intervensi terhadap kedaulatan sebuah negara. Harus dihentikan," sebut pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Rusia, mengutip Reuters.
"Eropa memberi kami waktu 8 hari? Apakah Anda punya kekuatan untuk menekan negara yang berdaulat?" tegas Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza, dikutip dari Reuters.
Ketegangan ini bisa mempengaruhi harga minyak dunia, karena dikhawatirkan mengganggu produksi dan ekspor Venezuela. Maklum, Venezuela adalah salah satu produsen minyak terbesar dunia dengan produksi mencapai sekitar 1,4 juta barel/hari. Bahkan Venezuela menguasai cadangan minyak terbesar di dunia, mencapai 302,81 miliar barel.
Gangguan produksi dan pengiriman minyak dari Venezuela akan membuat pasokan di pasar global menipis. Akibatnya harga si emas hitam terkerek.
Kenaikan harga minyak bukan berita positif buat rupiah. Sebab, kenaikan harga komoditas ini akan semakin membuat biaya impor melejit dan membebani transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan terancam membengkak, dan rupiah sulit menguat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Dalam Sidang Dewan Keamanan PBB, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan bahwa eksperimen sosialis a la Maduro telah membawa kesengsaraan bagi rakyat Venezuela. Oleh karena itu, sudah saatnya dunia memilih pihak yang lebih baik.
"Sekarang saatnya negara-negara untuk memilih berpihak ke sisi mana. Apakah Anda berpihak kepada kebebasan, atau satu tempat dengan Maduro dan kekacauannya. Kita semua di Dewan Keamanan PBB bisa mendukung transisi demokrasi Venezuela yang dipimpin oleh Presiden Interim Guaido," tegas Pompeo, mengutip Reuters.
Negara-negara Eropa mulai menunjukkan tekanan kepada Maduro dan memberi angin ke Guaido. Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol memberi waktu 8 hari bagi Maduro untuk menggelar pemilu. Jika tidak, maka Guaido akan diakui sebagai presiden.
"Pemerintah Spanyol memberi Presiden Nicolas Maduro waktu 8 hari untuk menyelenggarakan pemilu yang bebas, transparan, dan demokratis. Jika itu tidak terjadi, maka Spanyol akan mengakui Juan Guaido sebagai presiden interim," sebut Perdana Menteri Spanyol Pedro Sachez.
"Kecuali ada pemilu dalam 8 hari, kami akan mengakui @jguaido sebagai pelaksana tugas Presiden Venezuela," cuit Presiden Prancis Manuel Macron melalui Twitter.
Venezuela dan Rusia menjadi pihak yang berseberangan dengan AS dan sekutunya. Dua negara itu menuding AS telah mensponsori kudeta.
"Ini adalah upaya intervensi terhadap kedaulatan sebuah negara. Harus dihentikan," sebut pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Rusia, mengutip Reuters.
"Eropa memberi kami waktu 8 hari? Apakah Anda punya kekuatan untuk menekan negara yang berdaulat?" tegas Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza, dikutip dari Reuters.
Ketegangan ini bisa mempengaruhi harga minyak dunia, karena dikhawatirkan mengganggu produksi dan ekspor Venezuela. Maklum, Venezuela adalah salah satu produsen minyak terbesar dunia dengan produksi mencapai sekitar 1,4 juta barel/hari. Bahkan Venezuela menguasai cadangan minyak terbesar di dunia, mencapai 302,81 miliar barel.
Gangguan produksi dan pengiriman minyak dari Venezuela akan membuat pasokan di pasar global menipis. Akibatnya harga si emas hitam terkerek.
Kenaikan harga minyak bukan berita positif buat rupiah. Sebab, kenaikan harga komoditas ini akan semakin membuat biaya impor melejit dan membebani transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan terancam membengkak, dan rupiah sulit menguat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular