Newsletter

Semua Gara-gara IMF

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
23 January 2019 05:55
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perlu waspada terhadap perkembangan dari Wall Street. Jangan-jangan bursa saham New York yang anjlok bisa menular ke Asia, termasuk Indonesia. Semoga tidak terjadi. 

Kedua adalah hubungan AS-China yang terjaga mesra. Sebelumnya, Financial Times mengabarkan pemerintah AS membatalkan rencana pertemuan dagang dengan China. Namun Lawrence 'Larry' Kudlow membantah berita tersebut. 

Artinya lawatan Wakil Perdana Menteri China Liu He ke Washington pada 30-31 Januari masih tetap terjadwal. Semakin mesranya poros Washington-Beijing membuka peluang bagi terciptanya damai dagang. 

Harapan tersebut akan membuat pelaku pasar berbunga-bunga. Ditopang berseminya arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia, investor bisa melihat peluang untuk bermain di aset-aset berisiko di negara berkembang. Jika ini terjadi, maka tentu menjadi berita bahagia bagi IHSG dan rupiah. 

Sentimen ketiga adalah sengkarut Brexit yang masih kusut. Perkembangan terbaru, Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn mewacanakan voting di parlemen untuk memutuskan apakah Inggris perlu referendum Brexit atau tidak. Artinya, Corbyn melempar opsi pemungutan suara kedua bagi rakyat Inggris apakah Brexit mau diteruskan atau tidak. 

"Sudah saatnya opsi alternatif dari Partai Buruh menjadi perhatian utama. Semua opsi kita taruh di atas meja, termasuk pemungutan suara rakyat," tegas Corbyn, mengutip Reuters. 

Brexit yang masih gelap bisa membuat Inggris tidak akan menerima kompensasi apa-apa dari perpisahan dengan Uni Eropa (No Deal Brexit). Apabila ini sampai terjadi, maka dampaknya akan sangat dahsyat bagi Negeri Ratu Elizabeth. Arus perdagangan dan investasi akan terhambat. 

"No Deal Brexit jelas adalah skenario terburuk," tegas Lagarde. 

Investor patut memantau perkembangan dari London terkait Brexit. Sebab isu ini adalah sebuah hal besar yang bisa mempengaruhi perekonomian global. 

Sentimen keempat adalah harga minyak, yang masih terus turun. Pada pukul 05:29 WIB, harga minyak jenis brent anjlok 1,99% dan light sweet amblas 1,27%. 

Jika koreksi harga minyak terus terjadi, seperti kemarin, maka akan menjadi sentimen positif bagi rupiah. Biaya impor minyak bisa ditekan sehingga mengurangi defisit transaksi berjalan. Rupiah jadi memiliki ruang untuk bermanuver. 

Sentimen kelima adalah masih tingginya kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan ekonomi global. Proyeksi IMF menjadi pemicunya, yang kemudian diperkuat oleh data lain. 

Misalnya di AS, penjualan rumah bukan baru (existing) pada Desember 2018 tercatat 4,99 juta unit. Turun 6,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan menyentuh titik terendah sejak November 2015. 

Kemarin, proyeksi IMF sudah menyebabkan 'kekacauan' di pasar keuangan global. Apabila kekhawatiran itu masih tersisa atau bahkan semakin besar, maka tekanan di pasar keuangan Asia bakal berlanjut.  

Semua karena IMF... 

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular