
Newsletter
Priittt, Dialog Dagang AS-China Masuk Babak Extra Time
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 January 2019 06:45

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya dari Wall Street yang mencatat hasil memuaskan. Hijaunya bursa saham New York akan memberi motivasi bagi bursa saham Asia untuk mencatatkan hasil yang sama.
Kedua adalah perkembangan dialog perdagangan AS-China. Betul kemarin investor dibuat grogi menantikan hasil perundingan ini. Namun komitmen dan keseriusan yang ditunjukkan AS-China dengan menambah durasi dialog memberi harapan terhadap hasil yang benar-benar memuaskan.
Sentimen positif ini sudah terbentuk di Wall Street. Diharapkan pasar keuangan Asia menerima frekuensi yang sama, termasuk di Indonesia.
Namun investor perlu hati-hati dengan sentimen ketiga, yaitu hawa penguatan dolar AS. pada pukul 06:16 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,25%.
Kekuatan dolar AS utamanya hadir karena data ekonomi yang lemah di Eropa sehingga membuat euro terpukul mundur. Output industri Jerman pada November turun 1,9%, jauh di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan kenaikan 0,3%. Angka Oktober juga direvisi dari minus 0,5% menjadi negatif 0,8%.
Energi bagi dolar AS bisa membuat mata uang ini kembali berjaya di Asia, seperti yang terjadi kemarin. Rupiah tetap harus waspada, karena bisa jadi dolar AS akan kembali unggul.
Sentimen keempat, yang juga negatif bagi rupiah, adalah kenaikan harga minyak dunia. Pada pukul 06:21 WIB, harga minyak jenis brent melesat 2,37% dan light sweet naik 2,72%.
Seperti halnya Wall Street, harga si emas hitam pun terdongkrak karena optimisme terhadap pembicaraan dagang AS-China. Harapan damai dagang AS-China yang masih terjaga membuat pelaku pasar optimistis bahwa arus perdagangan dunia bisa menggeliat, sehingga permintaan terhadap energi tidak terlalu anjlok.
Kenaikan harga minyak yang berlangsung konstan menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek transaksi berjalan (current account) Indonesia. Jika tren ini berlanjut, maka beban impor minyak akan semakin besar sehingga defisit transaksi berjalan kian lebar.
Tanpa pasokan valas yang memadai dari ekspor-impor barang dan jasa, rupiah akan kekurangan' darah'. Fundamental penyokong rupiah menjadi rapuh sehingga rentan melemah.
Sentimen kelima, pelaku pasar perlu mencermati perkembangan politik anggaran di AS. Pemerintahan AS hingga saat ini masih ditutup sebagian (partial shutdown) karena anggaran yang belum disepakati. Isu besarnya adalah penolakan legislatif terhadap anggaran pengamanan perbatasan (termasuk pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko) yang diusulkan Presiden Trump.
Pagi ini waktu Indonesia, Trump dijadwalkan memberi pidato yang disiarkan di televisi untuk membahas isu ini. Trump akan mencoba memberi penjelasan mengapa pengamanan di perbatasan harus ditingkatkan karena terkait dengan keamanan nasional.
Legislatif bisa saja menerima pandangan Trump, tetapi juga bisa membuat situasi semakin runyam. "Kami percaya bahwa masalah ini bisa diselesaikan," kata Wakil Presiden AS Mike Pence, mengutip Reuters.
Gaduh di Washington ini sedikit banyak menambah kegalauan di pasar. Oleh karena itu, dibutuhkan penyelesaian agar kegalauan ini bisa teratasi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Kedua adalah perkembangan dialog perdagangan AS-China. Betul kemarin investor dibuat grogi menantikan hasil perundingan ini. Namun komitmen dan keseriusan yang ditunjukkan AS-China dengan menambah durasi dialog memberi harapan terhadap hasil yang benar-benar memuaskan.
Sentimen positif ini sudah terbentuk di Wall Street. Diharapkan pasar keuangan Asia menerima frekuensi yang sama, termasuk di Indonesia.
Namun investor perlu hati-hati dengan sentimen ketiga, yaitu hawa penguatan dolar AS. pada pukul 06:16 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,25%.
Kekuatan dolar AS utamanya hadir karena data ekonomi yang lemah di Eropa sehingga membuat euro terpukul mundur. Output industri Jerman pada November turun 1,9%, jauh di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan kenaikan 0,3%. Angka Oktober juga direvisi dari minus 0,5% menjadi negatif 0,8%.
Energi bagi dolar AS bisa membuat mata uang ini kembali berjaya di Asia, seperti yang terjadi kemarin. Rupiah tetap harus waspada, karena bisa jadi dolar AS akan kembali unggul.
Sentimen keempat, yang juga negatif bagi rupiah, adalah kenaikan harga minyak dunia. Pada pukul 06:21 WIB, harga minyak jenis brent melesat 2,37% dan light sweet naik 2,72%.
Seperti halnya Wall Street, harga si emas hitam pun terdongkrak karena optimisme terhadap pembicaraan dagang AS-China. Harapan damai dagang AS-China yang masih terjaga membuat pelaku pasar optimistis bahwa arus perdagangan dunia bisa menggeliat, sehingga permintaan terhadap energi tidak terlalu anjlok.
Kenaikan harga minyak yang berlangsung konstan menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek transaksi berjalan (current account) Indonesia. Jika tren ini berlanjut, maka beban impor minyak akan semakin besar sehingga defisit transaksi berjalan kian lebar.
Tanpa pasokan valas yang memadai dari ekspor-impor barang dan jasa, rupiah akan kekurangan' darah'. Fundamental penyokong rupiah menjadi rapuh sehingga rentan melemah.
Sentimen kelima, pelaku pasar perlu mencermati perkembangan politik anggaran di AS. Pemerintahan AS hingga saat ini masih ditutup sebagian (partial shutdown) karena anggaran yang belum disepakati. Isu besarnya adalah penolakan legislatif terhadap anggaran pengamanan perbatasan (termasuk pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko) yang diusulkan Presiden Trump.
Pagi ini waktu Indonesia, Trump dijadwalkan memberi pidato yang disiarkan di televisi untuk membahas isu ini. Trump akan mencoba memberi penjelasan mengapa pengamanan di perbatasan harus ditingkatkan karena terkait dengan keamanan nasional.
Legislatif bisa saja menerima pandangan Trump, tetapi juga bisa membuat situasi semakin runyam. "Kami percaya bahwa masalah ini bisa diselesaikan," kata Wakil Presiden AS Mike Pence, mengutip Reuters.
Gaduh di Washington ini sedikit banyak menambah kegalauan di pasar. Oleh karena itu, dibutuhkan penyelesaian agar kegalauan ini bisa teratasi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular