Newsletter

Wall Street Lolos dari 'Maut', IHSG Bagaimana?

Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 December 2018 06:41
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Untuk hari ini, pelaku pasar patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama, tentunya adalah Wall Street yang bergerak bervariasi cenderung melemah. Biasanya, hawa negatif dari Wall Street akan terasa juga di perdagangan bursa Asia.

Apalagi, pergerakan pasar obligasi AS belum mendukung bagi investor untuk melakukan aksi beli di pasar saham. Pada pukul 5:10 WIB, spread yield obligasi AS tenor tiga dan lima tahun adalah sebesar 2 bps alias masih terjadi inversi.

Namun, yang benar-benar meresahkan sebenarnya bukan itu saja. Dalam tiga resesi terakhir yang terjadi di AS, selalu terjadi inversi pada spread yield obligasi tenor tiga bulan dan 10 tahun. Kajian dari Bespoke menunjukkan bahwa inversi pada kedua tenor ini terjadi rata-rata 89 hari setelah inversi pertama pada obligasi tenor tiga dan lima tahun.

Lantas, pergerakan spread yield obligasi tenor tiga bulan dan 10 tahun menjadi sangat penting untuk diamati. Pasalnya, konfirmasi datang atau tidaknya resesi bisa berasal dari situ. Ketika inversi terjadi, kemungkinan besar resesi akan datang.

Celakanya, spread yield obligasi tenor tiga bulan dan 10 tahun terus saja menipis, walaupun angkanya masih positif (inversi belum terjadi). Per awal bulan lalu, nilainya adalah sebesar 82 bps. Saat ini, nilainya tersisa 48 bps saja. Posisi saat ini juga menipis dibandingkan posisi per 4 Desember yang sebesar 50 bps.

Persepsi mengenai resesi di AS masih akan lekat menempel di benak pelaku pasar Asia. Pasar keuangan tentu berpotensi mengalami tekanan jual seperti kemarin.

Apalagi, dari sisi perang dagang AS-China belum ada kabar gembira. Yang ada, hubungan kedua negara malah semakin tegang. Kanada dikabarkan telah menahan Chief Financial Officer (CFO) Huawei global Meng Wanzhou di Vancouver. Dirinya kini menghadapi kemungkinan ekstradisi ke AS atas dugaan melanggar sanksi AS terhadap Iran.

“Baru-baru ini, CFO kami, Meng Wanzhou, ditahan oleh Otoritas Kanada atas nama AS yang ingin mengekstradisi Meng Wanzhou untuk menghadapi tuntutan hukum yang tidak dijelaskan di Distrik Timur New York, saat ia sedang menunggu penerbangan lanjutan di Kanada,” tulis Huawei dalam sebuah pernyataan.

“Perusahaan hanya mendapat sedikit informasi terkait tuntutan hukum itu dan tidak mengetahui kesalahan Meng. Perusahaan yakin sistem hukum Kanada dan AS pada akhirnya akan memberi keputusan yang adil,” tambah Huawei.

Sebagai informasi, pemerintah Negeri Paman Sam telah menuntut Huawei paling tidak sejak 2016 atas dugaan mengirim produk asal AS ke Iran dan negara-negara lain. AS mengklaim hal itu merupakan pelangaran terhadap sanksi ekspor yang telah ditetapkan negaranya.

Tak pelak, hal ini memicu kecaman dari pihak China. Kemarin, kedutaan China di Kanada mengecam Kanada dan AS perihal penangkapan Wanzhou. Mereka menuntut agar petinggi Huawei itu segera dibebaskan.

"Polisi Kanada, atas permintaan AS, menangkap seorang warga China yang tidak melanggar hukum AS atau Kanada," kata kedutaan itu dalam pernyataan singkat di situsnya.

"China telah membuat pernyataan ke AS dan Kanada, menuntut mereka segera memperbaiki perilaku salah mereka dan mengembalikan kebebasan Meng Wanzhou,” tambah kedutaan.

Kini risiko terjadinya deadlock pada negosiasi dagang AS-China justru semakin besar.

BERLANJUT KE HALAMAN EMPAT

(ank/prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular