Newsletter

Selamat Dolar AS, Anda Jadi Primadona Pasar

Hidayat Setiaji & Yazid Muamar & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
09 October 2018 07:11
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
ilustrasi Dolar AS (REUTERS/Marcos Brindicci)
Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya kinerja Wall Street yang meski variatif tetapi cenderung merah. Koreksi Wall Street dikhawatirkan menular ke bursa Asia, termasuk IHSG. 

Kedua adalah dinamika nilai tukar dolar AS yang semakin perkasa. Terbukti bahwa perburuan investor terhadap mata uang ini sampai membuat Wall Street melemah.

Pada pukul 06:36 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,12%. Risiko global yang masih tinggi seperti di China dan Italia membuat investor terpaksa bermain aman. Risk appetite yang rendah membuat instrumen berisiko sepi peminat, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia. 

Di Italia, perkembangannya masih 50-50. Ada angin segar dari pernyataan Menteri Urusan Eropa Paolo Savona yang mengatakan pemerintah Negeri Menara Pisa yakin bisa mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa terkait kebijakan fiskal. 

Namun apabila tidak ada kesepakatan dengan Uni Eropa, Savona mengatakan dinamika di Italia bisa menyebabkan guncangan di pasar keuangan global. "Tentu tidak ada yang diuntungkan," ujarnya.

Sementara di China, pelaku pasar perlu mencermati perkembangan nilai tukar yuan. Apabila hari ini yuan melemah lagi, maka jalan bagi penguatan dolar AS semakin terbuka.

Jika risiko masih tinggi dan investor punya preferensi menghindarinya, maka pasar keuangan Indonesia akan sulit mendapat pasokan modal. Hasilnya adalah IHSG dan rupiah bisa melemah. 

Ketiga, dari Pertemuan Tahunan Bank Dunia-IMF di Bali, ada kabar yang agak menegangkan dari Claudia Buch, Wakil Presiden Bank Sentral Jerman (Bundesbank). Menurut Buch, situasi ekonomi saat ini cenderung rentan terhadap tekanan dan perlambatan (downturn). 

"Siklus ekonomi di negara-negara maju membuat perlambatan menjadi sangat mungkin. Hal ini mengurangi peluang untuk konsoldasi fiskal dan mengharuskan negara-negara untuk menyiapkan dana cadangan dalam rangka mitigasi risiko di sistem keuangan," papar Buch, dikutip dari Reuters. 

Komentar ini bisa membuat pasar semakin hati-hati dan konservatif. Jika pelaku pasar hati-hati, kita hanya bisa mengucapkan selamat kepada dolar AS karena mata uang ini semakin menjadi primadona. 

Keempat, kali ini dari dalam negeri, adalah sentimen positif dari data penjualan ritel. BI mencatat penjualan ritel tumbuh 6,1% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2018. Lebih cepat ketimbang bulan sebelumnya sebesar 2,9% YoY. Catatan Agustus 2018 juga mampu jauh mengungguli pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 2,2% YoY. 

Kuatnya penjualan ritel ini disokong oleh sejumlah pelaksanaan kegiatan besar, seperti Hari Kemerdekaan dan Asian Games 2018. Sentimen ini berpeluang menjadi bahan bakar tambahan bagi penguatan saham sektor konsumsi dan perbankan.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular