Newsletter

The Fed Sudah Naikkan Suku Bunga, Sekarang Giliran BI?

Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 September 2018 05:05
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama adalah kinerja Wall Street yang meski variatif tetapi cenderung melemah. Dikhawatirkan koreksi di Wall Street menular ke bursa saham Asia, termasuk Indonesia. 

Kedua tentunya  dampak kenaikan suku bunga acuan di Negeri Adidaya. Seperti Wall Street, pasar keuangan Indonesia berpotensi kekurangan pasokan modal karena investor memusatkan perhatian di obligasi pemerintah AS. 

Kenaikan suku bunga acuan memang membuat imbalan investasi di instrumen berpendapatan tetap meningkat, sehingga tentu lebih disukai pelaku pasar. Tidak hanya itu, sebenarnya memegang dolar AS saja sudah menguntungkan kenaikan suku bunga akan menjangkar ekspektasi inflasi sehingga nilai mata uang ini tidak akan turun. 

Benar saja, dolar AS perkasa seiring dengan kenaikan suku bunga acuan. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,12% pada pukul 04:30 WIB. 

Sepertinya hari ini keperkasaan dolar AS akan sulit dibendung. Nasib rupiah pun menjadi penuh tanda tanya. Apakah mampu melanjutkan penguatan yang terjadi kemarin? 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, investor wajib memperhatikan sentimen ketiga yaitu pengumuman suku bunga acuan oleh BI. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI menaikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,75%. 


Proyeksi ini muncul karena 'mantra' yang dirapalkan BI selama ini yaitu pre-emtif, front loading, dan ahead the curve. Paling gampang, prinsip ini diterapkan dengan menaikkan suku bunga acuan setiap kali The Fed menerapkan kebijakan serupa. The Fed sudah resmi menaikkan suku bunga acuan, sehingga BI kemungkinan besar merespons dan mengantisipasi dampaknya terhadap pasar keuangan Indonesia dengan langkah yang sama. 

Jika BI menaikkan suku bunga acuan, maka rupiah masih punya harapan untuk menguat atau setidaknya kalaupun melemah tidak terlampau dalam. Kenaikan suku bunga acuan bisa memancing arus modal untuk masuk ke Indonesia, atau minimal menahan yang sudah ada agar tidak keluar. 

Namun, ini memunculkan pertanyaan selanjutnya. Apakah kenaikan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps sudah cukup meredam keperkasaan dolar AS? Atau perlu dinaikkan sampai 50 bps? Hanya BI yang bisa menjawabnya, dan kita harus bersabar hingga hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) diumumkan. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular