Polling CNBC Indonesia

Konsensus Pasar: BI Bakal Naikkan Bunga Acuan ke 5,75%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 September 2018 15:39
BI Jangan Buru-buru!
Bank Indonesia (CNBC Indonesia)
Namun suara pelaku pasar tidak bulat. Masih ada yang memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di 5,5%. 

Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, menilai sebenarnya minim alasan BI harus menaikkan suku bunga. Perkembangan pasar keuangan dan ekonomi domestik masih baik, dan belum perlu pengetatan moneter lebih lanjut. 

Selama kurun waktu 3-24 September, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun bergerak turun dari 8,23% menjadi 8,175%. Bahkan yield obligasi pemerintah Indonesia berbanding terbalik dengan AS yang justru naik dari 2,902% menjadi 3,078%. 

Artinya, arus modal justru lebih memihak Indonesia dibandingkan AS sekalipun, karena penurunan yield berarti harga obligasi sedang naik karena tingginya permintaan. Tanpa kenaikan suku bunga acuan, arus modal sudah masuk ke Indonesia dan membuat rupiah relatif stabil. 

Dalam rentang 3-24 September, rupiah terdepresiasi 0,34%. Mata uang lain melemah lebih dalam, misalnya peso Filipina (-1,48%), yen Jepang (-1,55%), yuan China (-0,53%), won Korea Selatan (-0,72%), sampai rupee India (-2,04%). 

Dari dalam negeri, laju inflasi juga belum menunjukkan percepatan sehingga harus direm melalui kenaikan suku bunga. Hingga Agustus, laju inflasi masih 3,2% atau berada di batas tengah perkiraan BI yang sebesar 2,5-4,5%. 

"Bank sentral sudah ahead the curve (dengan kenaikan suku bunga sebelumnya). Dengan menahan suku bunga, Gubernur Perry Warjiyo akan mengirimkan sinyal yang kuat bahwa fundamental ekonomi Indonesia kuat. Tekanan jual yang dialami aset-aset keuangan Indonesia tidak bisa diselesaikan hanya dengan menaikkan suku bunga," tegas Satria.

Satria menambahkan, Indonesia sebenarnya masih masuk di radar investor bahkan tanpa pengetatan moneter ekstra. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup kencang di kisaran 5%, sesuatu yang disukai oleh pelaku pasar. Kenaikan suku bunga acuan justru akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi yang tentunya tidak disukai investor. 

"Kebijakan moneter yang terlalu ketat akan menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dalan jangka menengah akan membuat aset-aset di Indonesia kurang menarik. Oleh karena itu, kami berpendapat BI perlu menerapkan sikap wait and see sebelum melakukan pengetatan moneter lebih lanjut," paparnya.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular