Newsletter

Investor Pilih AS, Indonesia Cuma Kebagian Remah Rengginang?

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
23 August 2018 05:31
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Untuk perdagangan hari ini, pelaku pasar patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya kinerja Wall Street yang cenderung melemah. Dikhawatirkan pelemahan ini bisa menular ke bursa saham Asia, termasuk Indonesia. 

Kedua adalah rilis hasil rapat The Fed, yang terbukti mampu mengekang laju Wall Street. Rilis ini berhasil membuat arus modal lagi-lagi tersedot ke Negeri Adidaya, dan berpotensi membuat negara lain (termasuk Indonesia) hanya kebagian remah-remah rengginang. 

Ada kemungkinan arus modal yang masuk ke pasar keuangan Indonesia akan seret karena investor memilih masuk ke AS, utamanya ke pasar obligasi Negeri Paman Sam. Ketika ini terjadi, maka tidak hanya IHSG yang kekeringan tetapi rupiah pun akan berbalik melemah. 

Namun ada sentimen positif dari kenaikan harga minyak dunia. Pada pukul 04:57 WIB, harga minyak jenis brent naik 2,89% sedangkan light sweet menguat 1,07%. Kenaikan harga minyak akan membawa dampak positif ke pasar keuangan domestik, karena emiten migas dan pertambangan bisa lebih mendapat apresiasi dari pasar. 

Kenaikan harga si emas hitam disebabkan oleh anjloknya cadangan minyak AS. Rilis resmi dari US Energi Information Administration (EIA) menyatakan cadangan minyak AS turun 5,8 juta barel pada pekan lalu dibandingkan pekan sebelumnya. Jauh dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yaitu turun 1,5 juta barel. 

Selain itu, kenaikan harga minyak juga disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap sanksi AS kepada Iran. Selepas AS keluar dari kesepakatan nuklir, sanksi kepada Negeri Persia dijatuhkan kembali. Sanksi tersebut mencakup perdagangan emas dan logam mulia lainnya, pembelian dolar AS, dan industri otomotif. 

Pada November mendatang, kemungkinan besar sanksi kepada Iran akan ditambah dengan memukul sektor paling penting: minyak. Presiden Trump akan melarang impor minyak dari Iran, dan mengajak negara-negara lain melakukan hal serupa. 

Apabila pasokan minyak dari Iran berhenti, maka dampaknya akan lumayan besar. Saat ini, ekspor minyak Iran mencapai 2,12 juta barel/hari. Jumlah sebesar itu berpotensi hilang mulai November. Akibatnya harga pun bergerak ke atas. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular