Newsletter

Waspada Bara di Ankara

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 August 2018 04:51
Wall Street Cenderung Lemah Pekan Lalu
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Dari Wall Street, tiga indeks saham utama berakhir variatif. Sepanjang pekan lalu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,6%, S&P 500 melemah 0,3%, tetapi Nasdaq Composite naik 0,3% karena bantuan saham-saham teknologi. Sedangkan pada akhir pekan lalu, DJIA ditutup turun 0,77%, S&P 500 melemah 0,71%, dan Nasdaq berkurang 0,79%. 

Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan Wall Street cenderung terkoreksi. Pertama adalah, seperti yang sudah disunggung sebelumnya, suhu perang dagang AS-China yang meninggi. Akibatnya, saham perusahaan-perusahaan (terutama dari sektor industri manufaktur) melemah karena banyak yang mengandalkan China sebagai pasar ekspor utama. 

Sepanjang pekan lalu, saham Boeing anjlok 2,59%. Kemudian saham Caterpillar amblas 1,87% dan 3M terpangkas 2,57%. 

Sementara faktor kedua adalah situasi di Turki yang sangat tidak kondusif. Turki terancam krisis setelah mata uang lira anjlok ke titik terlemah sepanjang sejarah. Sejak awal tahun, lira jatuh 31,7% di hadapan dolar AS. 

Penyebabnya adalah kebijakan AS kepada Turki. Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menyetujui pengenaan bea masuk bagi impor baja asal Turki sebesar 50%. Aluminium juga kena bea masuk 20%. 

"Saya telah menyetujui penggandaan tarif bea masuk untuk baja dan aluminium kepada Turki, karena mata uang mereka melemah terhadap dolar AS kami yang begitu kuat! Hubungan kami dengan Turki tidak baik pada saat ini!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter, akhir pekan lalu. 

Selain itu, pasar juga menghukum Turki karena campur tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang dianggap terlalu dalam terhadap kebijakan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan memilih menantunya, Berat Albayrak, sebagai Menteri Keuangan. 

Di luar faktor ekonomi, keretakan hubungan Washington-Ankara juga disebabkan seseorang bernama Andrew Brunson. Pemerintah Turki menuding pastur asal AS ini sebagai salah satu pendukung upaya kudeta pada 2016. Brunson menolak tuduhan tersebut, tetapi nasibnya masih terkatung-katung. 

Investor cemas gonjang-ganjing di Turki akan menyebar ke mana-mana. Akibatnya, saham-saham perbankan mengalami tekanan jual. Sektor keuangan adalah salah satu kontributor utama di Wall Street, sehingga koreksi di sektor ini akan membebani bursa secara keseluruhan. 

Selama pekan kemarin, saham JPMorgan Chase turun 1,16%. Kemudian saham Bank of America Merril Lynch amblas 1,27%, Wells Fargo jatuh 1,32%, dan Goldman Sachs berkurang 1,91%. 

Namun saham-saham teknologi masih mampu menyelamatkan Nasdaq dari kehancuran. Selama sepekan kemarin, saham Amazon melesat 3,45%, Alphabet (induk usaha Google) naik 1,16%, dan Microsoft surplus 0,89%. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular