
Newsletter
Waspadai Counter Attack China
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 August 2018 06:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis cenderung stagnan pada perdagangan kemarin. Perkembangan di China mampu menolong IHSG tidak mengakhiri hari di zona merah.
Kemarin, IHSG ditutup naik 0,06%. Nilai transaksi tercatat Rp 8,46 triliun dengan volume 10,09 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 456.749 kali.
Sementara bursa saham Asia berakhir variatif cenderung menguat. Hang Seng menguat 0,39%, Kospi naik 0,06%, dan KLCI (Malaysia) bertambah 0,76.
Sejatinya perkembangan regional relatif positif. Bank Sentral China (PBoC) mencatat cadangan devisa Negeri Panda sebesar US$ 3,12 triliun. Angka ini meningkat 0,19% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 3,11 triliun. Cadangan devisa yang meningkat menimbulkan persepsi daya tahan ekonomi China akan semakin kuat terhadap risiko eksternal.
Kemudian, China juga mencetak surplus perdagangan US$ 28,05 miliar. Surplus ini didorong oleh kenaikan ekspor sebesar 12,2% year-on-year (YoY). Angka dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu 6,3% YoY. Walau impor tumbuh hingga 27,3% YoY, tetapi China tetap mampu mencetak surplus perdagangan.
Oleh karena itu, pasar meyakini bahwa sejauh ini dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China belum terlalu signifikan. Di tengah memanasnya hubungan dengan AS, China masih mampu membukukan kenaikan cadangan devisa dan surplus perdagangan.
Situasi ini membuat investor kembali berani mengambil risiko, memasang mode risk-on. Arus modal yang awalnya mengarah ke AS lagi-lagi berbelok menyebrangi Samudera Atlantik dan masuk ke Benua Kuning.
Dari dalam negeri, kenaikan IHSG ditopang oleh melonjaknya harga saham dua emiten produsen kertas yakni TKIM (9,31%) dan INKP (+2,72%). Saham TKIM menjadi saham dengan kontribusi positif terbesar bagi IHSG, sementara saham INKP berada di posisi empat.
Kenaikan harga kedua saham ditengarai terjadi lantaran kuatnya prospek permintaan kertas dan bubur kertas (pulp). Mengutip riset Trimegah Sekuritas, harga pulp stabil di kisaran US$ 750/ton, dan diperkirakan bisa naik lebih tinggi tahun depan.
Alasannya, beberapa pabrik yang tidak efisien telah ditutup sehingga membuat pasokan menjadi terbatas. Selain itu, China sebagai importir utama juga menerapkan aturan yang lebih ketat. Hal ini dianggap bisa menjaga stabilitas harga.
Kemarin, IHSG ditutup naik 0,06%. Nilai transaksi tercatat Rp 8,46 triliun dengan volume 10,09 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 456.749 kali.
Sementara bursa saham Asia berakhir variatif cenderung menguat. Hang Seng menguat 0,39%, Kospi naik 0,06%, dan KLCI (Malaysia) bertambah 0,76.
Sejatinya perkembangan regional relatif positif. Bank Sentral China (PBoC) mencatat cadangan devisa Negeri Panda sebesar US$ 3,12 triliun. Angka ini meningkat 0,19% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 3,11 triliun. Cadangan devisa yang meningkat menimbulkan persepsi daya tahan ekonomi China akan semakin kuat terhadap risiko eksternal.
Kemudian, China juga mencetak surplus perdagangan US$ 28,05 miliar. Surplus ini didorong oleh kenaikan ekspor sebesar 12,2% year-on-year (YoY). Angka dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu 6,3% YoY. Walau impor tumbuh hingga 27,3% YoY, tetapi China tetap mampu mencetak surplus perdagangan.
Oleh karena itu, pasar meyakini bahwa sejauh ini dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China belum terlalu signifikan. Di tengah memanasnya hubungan dengan AS, China masih mampu membukukan kenaikan cadangan devisa dan surplus perdagangan.
Situasi ini membuat investor kembali berani mengambil risiko, memasang mode risk-on. Arus modal yang awalnya mengarah ke AS lagi-lagi berbelok menyebrangi Samudera Atlantik dan masuk ke Benua Kuning.
Dari dalam negeri, kenaikan IHSG ditopang oleh melonjaknya harga saham dua emiten produsen kertas yakni TKIM (9,31%) dan INKP (+2,72%). Saham TKIM menjadi saham dengan kontribusi positif terbesar bagi IHSG, sementara saham INKP berada di posisi empat.
Kenaikan harga kedua saham ditengarai terjadi lantaran kuatnya prospek permintaan kertas dan bubur kertas (pulp). Mengutip riset Trimegah Sekuritas, harga pulp stabil di kisaran US$ 750/ton, dan diperkirakan bisa naik lebih tinggi tahun depan.
Alasannya, beberapa pabrik yang tidak efisien telah ditutup sehingga membuat pasokan menjadi terbatas. Selain itu, China sebagai importir utama juga menerapkan aturan yang lebih ketat. Hal ini dianggap bisa menjaga stabilitas harga.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular