Newsletter

'Tarik Tambang' Penentu Nasib IHSG

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
01 August 2018 05:36
Cermati Sentimen Penggerak Bursa Hari Ini (1)
Foto: Muhammad Sabki
Untuk perdagangan hari ini, terdapat sejumlah sentimen yang patut dicermati. Pertama tentunya perkembangan di Wall Street yang positif. Diharapkan hijaunya Wall Street bisa menular ke bursa saham Asia, dan tentunya IHSG. 

Sentimen kedua adalah positifnya data-data ekonomi AS. Sejumlah data terbaru menunjukkan ekonomi Negeri Paman Sam semakin membaik. 

Pengeluaran konsumsi masyarakat AS periode Juni 2018 naik 0,4% secara year-on-year (YoY). Sementara data untuk bulan sebelumnya direvisi ke atas menjadi 0,5% dari sebelumnya 0,2%. 

Pertumbuhan konsumsi masyarakat ditopang oleh pengeluaran untuk jasa yang naik 0,6%, membaik dibandingkan pertumbuhan Mei yang sebesar 0,3%. Pengeluaran untuk jasa utamanya adalah di sektor restoran dan akomodasi. Sementara pengeluaran untuk barang pada Juni tumbuh 0,9%, sama dengan bulan sebelumnya. 

Data berikutnya adalah pengeluaran konsumsi personal inti (Core Personal Consumption Expenditure/Core PCE) yang terakselerasi 1,9% pada Juni. Core PCE adalah ukuran The Federal Reserve/The Fed untuk melihat inflasi. The Fed menargetkan core PCE di kisaran 2% sehingga data Juni sudah mendekati. 

Kemudian ada data pertumbuhan gaji masyarakat AS kuartal II-2018 yang sebesar 2,8%. Ini merupakan pertumbuhan tercepat sejak 2008. 

Data-data yang positif itu menelurkan keyakinan konsumen yang meningkat. Indeks Keyakinan Konsumen AS versi The Conference Board periode Juli 2018 tercatat di 127,4, naik 0,3 poin dibandingkan bulan sebelumnya.  

Rentetan data yang positif di atas semakin meyakinkan pasar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi sampai akhir tahun. Artinya The Fed akan empat kali menaikkan suku bunga sepanjang tahun ini, lebih banyak ketimbang perkiraan awal yaitu tiga kali. 

The Fed akan mengadakan rapat bulanan yang menentukan suku bunga acuan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan The Fed masih menahan suku bunga acuan di 1,75-2%.  

Namun pelaku pasar memperkirakan ada petunjuk yang semakin kuat untuk kenaikan suku bunga dua kali lagi sampai akhir tahun. Kenaikan kemungkinan akan terjadi pada September dan Desember. 

Didorong oleh aura kenaikan suku bunga acuan dolar AS pun perkasa. Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,21% pada pukul 04:33 WIB. 

Greenback yang perkasa bisa menekan mata uang lainnya, termasuk rupiah. Jika rupiah sampai melemah lagi, maka itu bukan kabar baik bagi IHSG. Depresiasi kurs membuat aset-aset berbasis rupiah jadi kurang seksi. Harga aset sulit naik jika mata uang cenderung melemah, sehingga investor pun menghindar. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular