
Update Polling CNBC Indonesia
Konsensus Pasar: Inflasi Juli 0,25% MtM & 3,2% YoY
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 July 2018 15:54

- Tambahan proyeksi dari satu institusi.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi Juli pada 1 Agustus mendatang. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi secara bulanan atau month-to-month (MtM) sebesar 0,25%. Sementara secara tahunan atau year-on-year (YoY) ada di 3,2%, dan inflasi inti YoY sebesar 2,73%.
Institusi | Inflasi MtM (%) | Inflasi YoY (%) | Inflasi Inti YoY (%) |
ING | 0.3 | 3.2 | - |
Danareksa | 0.17 | 3.08 | - |
Bank Danamon | 0.35 | 3.26 | 2.68 |
CIMB Niaga | 0 | 2.9 | - |
BTN | 0.2 | 3.11 | 2.71 |
Maybank Indonesia | 0.38 | 3.29 | 2.74 |
Bank Permata | 0.25 | 3.16 | 2.75 |
DBS | - | 3 | - |
ANZ | 0.16 | 3.3 | 2.72 |
Nomura | - | 3.2 | - |
Standard Chartered | 0.29 | 3.2 | 2.78 |
MEDIAN | 0.25 | 3.2 | 2.73 |
Sebagai informasi, inflasi MtM pada Juni 2018 adalah 0,59%. Juni adalah periode Ramadan-Idul Fitri yang merupakan puncak konsumsi masyarakat. Perlambatan inflasi MtM menjadi wajar karena faktor musiman, konsumsi masyarakat kembali ke mode normal usai Ramadan-Idul Fitri.
Menariknya, inflasi YoY pada Juni 2018 adalah 3,12%. Artinya, laju inflasi Juli diperkirakan lebih cepat. Hal ini bisa menjadi sentimen positif karena ada indikasi pemulihan daya beli.
Sebelumnya, perbaikan konsumsi dan daya beli tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terus membaik. Bank Indonesia (BI) mencatat IKK pada Juni sebesar 128,1. Naik 2,4% secara MtM dan 4,66% YoY.
Tidak hanya itu, penjualan ritel pun meningkat. Penjualan ritel Indonesia tercatat naik 8,3% secara year-on-year (YoY) pada Mei 2018. Lebih baik ketimbang pencapaian bulan sebelumnya yaitu 4,1% YoY.
Perkembangan ini kian memberi konfirmasi bahwa tekanan daya beli jauh berkurang, bahkan mungkin sudah pulih. Tahun lalu, konsumsi memang tertekan lumayan signifikan karena kenaikan tarif listrik yang bisa mencapai dua kali lipat bagi pelanggan 900 VA.
"Telur ayam 14% naik (bulanan), daging ayam ras 6,9%, cabai rawit 19%. Daging sapi turun 1,35%, bawang putih turun 4,7%, cabai merah turun 6,6%. Untuk beras harganya flat di angka -0,03%," tutur Mirza Adityaswara, Deputi Gubenur Senior BI.
Damhuri Nasution, Ekonom Danareksa Research Institute, menilai perlambatan inflasi secara bulanan disebabkan oleh usainya periode Ramadan-Idul Fitri. Harga bahan kebutuhan pokok, sandang, dan transportasi akan kembali ke level normalnya.
"Namun tahun ajaran baru yang dimulai Juli ini serta adanya kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) non-subsidi mulai 1 Juli 2018 dapat memberikan sedikit tekanan terhadap inflasi," ujar Damhuri.
Senada dengan Damhuri, Ekonom ANZ Shashank Mendiratta menilai harga bahan makanan dan transportasi yang mulai normal menjadi faktor melambatnya inflasi Juli secara bulanan. Namun Mendiratta menggarisbawahi inflasi inti yang stabil.
Pada Juni, BPS melaporkan inflasi inti di angka 2,72% YoY. Konsensus pasar CNBC Indonesia memperkirakan inflasi inti pada Juli berada di posisi yang relatif sama, bahkan ada sedikit percepatan.
Salah satu penyebab stabilnya inflasi inti adalah nilai tukar rupiah yang juga relatif stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang Juli, rupiah melemah 0,26%.
Rupiah relatif stabil karena dalam periode yang sama mata uang negara lain melemah lebih tajam. Ringgit Malaysia terdepresiasi 0,6%, sedangkan baht Thailand melemah 0,69%.
![]() |
"Inflasi inti kami perkirakan stabil. Sementara inflasi secara tahunan naik karena kenaikan harga bahan makanan dan transportasi," kata Mendiratta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/dru) Next Article Konsensus Pasar: Inflasi April 0,14% MtM, 3,49% YoY
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular