
Newsletter
Mesra AS-Eropa Bikin Tenang Dunia
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 July 2018 05:40

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati berbagai sentimen. Pertama adalah hijaunya Wall Street, yang diharapkan bisa menular ke Asia. Kinerja Wall Street memang memberi nuansa kental pada arah pergerakan bursa saham Asia, termasuk Indonesia.
Kedua adalah isu perang dagang yang mereda. Kesepakatan AS-Uni Eropa memunculkan optimisme baru bahwa perang dagang sejatinya bisa dihindari bila pihak-pihak yang bersitegang mau duduk bersama.
Namun, pelaku pasar juga harus ingat bahwa pertemuan Trump dan Juncker baru pembukaan, gong awal, peluit tanda dimulainya babak pertama. Jalan perundingan masih panjang dan bisa saja terputus di tengah.
Masih segar dalam ingatan betapa hubungan AS dan China pernah begitu mesra usai komentar Presiden China Xi Jinping di Boao Forum pada April lalu. Presiden Xi kala itu berjanji akan lebih membuka perekonomian China dan menyediakan kesempatan yang sama bagi investasi asing.
AS merespons pernyataan tersebut dengan mengirim delegasi yang dipimpin Menteri Keuangan Steven Mnuchin untuk membahas isu perdagangan. Setelah itu, dua perekonomian terbesar dunia ini beberapa kali melakukan pertemuan negosiasi dagang.
Namun sekarang apa yang terjadi? Hubungan keduanya memanas lagi, saling balas menerapkan bea masuk terjadi lagi, berbagai tuduhan muncul lagi.
Oleh karena itu, investor perlu memonitor perkembangan negosiasi perdagangan AS-Uni Eropa. Jangan sampai nasibnya sama dengan China, yang seperti pacaran gaya ABG. Putus di tengah jalan dan kemudian saling menjelekkan.
(aji/aji)
Kedua adalah isu perang dagang yang mereda. Kesepakatan AS-Uni Eropa memunculkan optimisme baru bahwa perang dagang sejatinya bisa dihindari bila pihak-pihak yang bersitegang mau duduk bersama.
Namun, pelaku pasar juga harus ingat bahwa pertemuan Trump dan Juncker baru pembukaan, gong awal, peluit tanda dimulainya babak pertama. Jalan perundingan masih panjang dan bisa saja terputus di tengah.
Masih segar dalam ingatan betapa hubungan AS dan China pernah begitu mesra usai komentar Presiden China Xi Jinping di Boao Forum pada April lalu. Presiden Xi kala itu berjanji akan lebih membuka perekonomian China dan menyediakan kesempatan yang sama bagi investasi asing.
AS merespons pernyataan tersebut dengan mengirim delegasi yang dipimpin Menteri Keuangan Steven Mnuchin untuk membahas isu perdagangan. Setelah itu, dua perekonomian terbesar dunia ini beberapa kali melakukan pertemuan negosiasi dagang.
Namun sekarang apa yang terjadi? Hubungan keduanya memanas lagi, saling balas menerapkan bea masuk terjadi lagi, berbagai tuduhan muncul lagi.
Oleh karena itu, investor perlu memonitor perkembangan negosiasi perdagangan AS-Uni Eropa. Jangan sampai nasibnya sama dengan China, yang seperti pacaran gaya ABG. Putus di tengah jalan dan kemudian saling menjelekkan.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular