Newsletter

Habis Perang Dagang, Terbitlah Perang Mata Uang

Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 July 2018 05:37
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Foto: Muhammad Sabki
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya perkembangan di Wall Street yang cenderung positif. Membaiknya performa Wall Street diharapkan menular ke Asia dan mampu mengantar IHSG finis di jalur hijau.

Kedua, isu perang dagang memang sedikit mereda tetapi investor tetap perlu pasang kuda-kuda. Kini perang dagang melebar ke isu baru tapi lama yaitu perang mata uang (currency war). Isu ini juga ramai diperbincangkan pada 2016, atau mundur lagi seperti saat krisis keuangan global menghangat sekira 2008-2009.

Adalah Presiden Trump yang lagi-lagi menjadi aktornya. Melalui cuitan di Twitter, Trump menuduh beberapa negara memanipulasi kurs untuk menguntungkan perdagangan. Sementara dolar AS seakan menguat sendirian sehingga ekspor AS menjadi kurang bisa bersaing.

“China, Uni Eropa, dan lainnya telah memanipulasi mata uang mereka dan suku bunga ditekan serendah mungkin. Sementara AS menaikkan suku bunga dan dolar AS semakin kuat, menyebabkan kita tidak kompetitif. Seperti biasa, bukan sebuah kesetaraan (level playing field),” cuit Trump.

China sudah bereaksi dengan menolak tuduhan tersebut. Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan bahwa nilai tukar yuan murni dibentuk oleh panawaran dan permintaan (supply and demand).

"China tidak punya niat untuk menggunakan pelemahan mata uang untuk mendorong ekspor. Kami berharap AS tetap tenang dan rasional," ujar Geng, mengutip Reuters.

Kementerian Keuangan AS dijadwalkan mengeluarkan daftar tahunan mengenai manipulator kurs pada 15 Oktober mendatang. Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, menyebutkan pelemahan yuan China akan menjadi salah satu yang mendapat kajian mendalam.

Bila bola salju perang mata uang ini semakin bergulir dan membesar, maka bisa menjadi salah satu risiko yang menyebabkan kecemasan di pasar. Oleh karena itu, investor perlu tetap waspada.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular